User Centered Design menjadi
sebuah gerakan inovasi yang menggema di seluruh dunia, menanamkan mindset
sebuah inovasi harus berpijak pada pengguna. Istilah User Centered Design sendiri dipopulerkan oleh John Edward Arnold.
John
Edward Arnold adalah seorang Profesor Teknik Mesin dan Administrasi Bisnis
Universitas Stanford. Dia dikenal sebagai pelopor penemuan ilmiah berdasarkan
pemikiran kreatif dan imajinasi, inovator ulung serta dikenal sebagai tokoh
filsafat pendidikan.
Dari Psikologi Menuju Teknik
Pria
kelahiran Minnesota, As tersebut meraih gelar BA dalam bidang Psikologi dari
University of Minnesota, dan MS dalam bidang Teknik Mesin dari Massachusetts Institute of Technlogy (MIT).
Setelah
lulus dari Minnesota, Arnold tidak menemukan pekerjaaanya sebagai psikolog. Ia
bekerja sebagai penjaga malaam di sebuah pabrik minyak. Di suatu hari ia
tertarik dalam bidang teknik hingga menuntunnya belajar serta mendapatkan gelar
master di MIT dalam waktu tiga tahun.
Setelah
bekerja di industri sebagai insinyur, ia kemudian mengajar di MIT tahun
1942-1957. Arnold pertama kali mengajar mata kuliah mekanika teknik, namun
minat mengajarnya bergeser ke proses desain teknik.
Dengan
berbarengan waktu, Arnold dalam dunia internasional juga dikenal sebagai
seorang inovator dalam filsafat pendidikan. Ia membawa pemahamannya ilmu
psikologi ke dalam proses desain, gagasannya tentang rekayasa kreatif
menunjukkan kepada perancang teknik tentang bagaimana memecahkan sebuah masalah
secara kreatif.
Di
MIT Arnold mendirikan Laboratorium Teknik Kreatif. Dia juga menjadi Presiden MIT Faculty Club serta berpartisipasi
dalam MIT Science Fiction Society.
Bekerja di Stanford dan Menjadi
Konsultan
Pada
tahun 1957, Arnold pindah ke Universitas Stanford dengan menjadi Profesor
Teknik Mesin dan Administrasi Bisnis. Dia ditunjuk Direktur Pendiri Divisi
Desain Departemen Teknik Mesin.
Pada
musim panas, 1956 ia mempelajari presentasi R Buckminster Fuller tantang
“perancang komprehensif”, konsep JP Guilford untuk mengukur dan mengembangkan
kreativitas, dan “Blok Emosional untuk Kreativitas” Abraham Maslow. Ia juga
tertarik dengan gagasan Brainstorming, Alex Osborn.
Selama di Stanford, Arnold memperkenalkan dan mengajar Desain Teknik Mesin.
Terlibat juga dalam pembentukan Divisi Desain. Mulai tahun 1962, Arnold
mengajar Teknik Menggambar, “Studi penerapan bahasa visi yang berlaku untuk
insinyur dan ilmuwan”.
Selama
tahun 1958-1963 Arnold mengajar mata kuliah Pascasarjana yang memandang desain
secara lebih umum serta filsafat desain. Filsafat desain menekankan sifat
proses kreatif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mata kuliah yang ia
ajarkan membahas “sikap dan sudut pandang” desainer dan teknik analisis,
sintesis, dan evaluasi. Juga membahas faktor manusia dalam desain, “kekuatan
dan kelemahan manusia dalam menantang atau bekerja dengan mesin”.
Ia
juga mengisi seminar Comprehensive Design,
sebuah topik yang membicarakan praktek desain yang sebenarnya –menekankan
“imajinasi yang dipadukan dengan analisis dan penilaian rekayasa suara”.
Grub
Desain Stanford yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik mesin terus
mengembangkan metodologi Desain Arnold, menggabungkan kreativitas dan teknologi
dengan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kebutuhan orang banyak.
Selain
mengajar, Arnold bekerja sebagai konsultan untuk lembaga pemerintah, serta
perusahaan besar seperti General Electric, Ford, dan Bell Laboratories. Dia
juga menjadi konsultan utama untuk program kreativitas Divisi Busi General
Motors –menjadi perusahaan pertama yang mempromosikan pemikiran kreatif.
Pemikiran Kreativitas
Arnold
di kenal dalam merancang pemikiran heuristik
dalam mempelaari masalah dan menghasilkan solusi rekayasa baru. Dalam
pencaharian tema-tema kreativitas Anda akan menemukan namanya. Gagasan metode
ilmiah untuk meningkatkan kreativitas serta inovasi baru merupakan buah dari
praktik Arnold dalam mengajar desain komprehensif ketika di Stanford
University.
Arnold
menyeimbangkan pendekatan analitik pada teknlogi dengan pendekatan berdasarkan
sitesis, yaitu menggabungkan perspektif yang berbeda dalam memahami pemecahan
masalah. Sebagai seorang generalis, ia mengajurkan perspektif yang luas,
membayangkan proses kreatif sebagai hal yang esensial dalam kehidupan.
Dalam
kehidupan praktis, desain dimulai dengan menyelidiki situasi dan belajar
tentang lingkungan untuk menentukan apa yang dibutuhkan orang. Iamengatakan
bahwa proses kreatif adalah proses intelektual, di mana Anda menggabungkan
kembali semua pengalaman masa lalu Anda atau aspek yang dipilih
darnya..berakhir dengan kombinasi, pola baru, konfigurasi baru yang memenuhi
beberapa kebutuhan dasar seseorang.”
Ada
empat persyaratan sebuh pengambilan kepuusan bisa membuahkan hasil kreatif
menurut Arnold:
Kombinasi
yang lebih baik, bukan hanya sesuatu yang berbeda
Nyata,
sesuatu yang dapat Anda lihat atau rasakan, bukan hanya ide
Berwawasan
ke depan dalam waktu, berkaitan dengan kebutuhan masyarakat
Kualitas
“sinergis” –nilai yang dicapai dalam kombinasi jauh lebih besar daripada jumlah
bagan-bagiannya.
Ada
tiga fase kerangka kerja untuk proses kreatf yang melibatkan kombinasi
analisis, sintesis, dan evaluasi: Menanyakan dna mengamati (persiapan),
Asosiasi (produksi), dan Prediksi (pengambilan keputusan).
Filosofi
kreativitas dan desain Arnold menekankan individu karena ‘setiap kombinasi
nilai baru..terbentuk dalam pikiran seorang individu. Sementara ia juga
mengakui bahwa beberapa kegiatan rekayasa paling baik dilakukan sebagai
kegiatan kelompok untuk mendapatkan umpan balik untuk ide-ide...
Oleh
karena itu ia mengajurkan pengembangan pribadi pertama dan terutama, memberikan
pedoman untuk refleksi diri dan generasi ide, suatu bentuk metakognisi.
Metakognisi
adalah sarana untuk berpikir mendalam, pada tingkat abstraksi yang lebih
tinggi. Metakognisi dapat diartika sebagai kemampuan mengaitkan satu pengetahuan
dengan pengetahuan yang lain. Seperti misalnya Anda memahami bahwa alat penanak
nasi dapat menghasilkan panas yang bisa mematangkan nasi.
Arnold
berpendapat banyak orang meyakini bahwa individu tidak dapat menciptakan karena
masyarakat dan ilmu pengetahuan telah menjadi terlalu kompleks, akibatnya
mereka menekankan kerja tim. Arnodl mengatakan upaya seperti itu akan gagal
karena “proses kreatif” adalah proses individu dan , seperti yang dikatakan
John Steinbeck, ‘itu terletak pada pikiran kesepian seorang pria.”.