Seorang Kepala sekolah mempunyai tugas untuk memastikan perkembangan sekolah, meningkatkan prestasi akademik peserta didik, dan meningkatakan kapasitas guru. Selain itu Jika seorang kepala sekolah mampu mempengaruhi seluruh warga sekolah untuk mencapai visi sekolah, maka dapat dikatakan bahwa kepala sekolah tersebut efektif.
Agar bisa mencapai sebuah keberhasilan, seorang kepala sekolah harus mnjalankan fungsinya sebagai seorang manager yang mampu melakukan Coaching dan mentoring.
Definisi Coaching
Whitemore (2018:14) menyatakan bahwa coaching merupakan kegiatan pembinaan yang membuka potensi seseorang untuk memaksimalkan kinerja mereka sendiri, yang membantu mereka untuk belajar daripada mengajar mereka. Cakupan dari coaching meliputi:
- Mengakses potensial
- Memfasilitasi individu untuk membuat perubahan yang diperlukan
- Memaksimalkan kinerja
- Membantu orang memperoleh ketrampilan dan mengembangkan
- Menggunakan teknik komunikasi khusus
Menurut Stone (2007:11) Coaching adalah
proses dimana individu mendapatkan keterampilan, kemampuan, dan pengetahuan
yang mereka butuhkan untuk mengembangkan diri secara profesional dan menjadi
lebih efektif dalam pekerjaan mereka. Ketika individu mendapatkan coaching dari atasan, mereka dapat
meningkatkan kinerja mereka baik dalam saat ini, dan juga meningkatkan potensi
mereka untuk berbuat lebih banyak di masa depan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik
simpulan bahwa Coaching adalah
pembimbingan peningkatan kinerja untuk mencapai tujuan melalui pembekalan
kemampuan memecahkan permasalahan dengan mengoptimalkan potensi diri. Sebagai
seorang Coach, atasan langsung
bertanggungjawab untuk melakukan aktivitas coaching kepada bawahannya dengan
menjadi mitra kerja bagi bawahannya (Coachee).
Coach mengajarkan,
membimbing, memberikan arahan kepada pegawai agar bisa memperoleh keterampilan
atau metode baru dalam melakukan pekerjaan untuk mencapai sasaran yang
diharapkan. Kata kunci dalam aktivitas Coaching
adalah memecahkan masalah, merumuskan strategi dan langkah-langkah yang bisa
dilakukan untuk mencapai tujuan.
Jenis-jenis
Coaching
Menurut Homan dan Miler dalam Nadya (2012:45),
membagi coaching ke dalam 4 kategori berdasarkan tujuan dari
implementasi coaching pada organisasi atau perusahaan:
Pertama, Coaching untuk
mendukung pembelajaran
Jenis coaching ini
diterapkan untuk mendukung proses pembelajaran karyawan yang mengarah kepada
proses pengembangan secara individu. Proses ini fokus pada pekerjaan atau tugas
yang nyata dalam waktu yang sesungguhnya. Coach membantu coachee berpikir
mengenai berbagai aspek kegiatan dalam tugasnya. Sebagai contoh coach membantu
coachee dalam mengidentifikasi perilaku-perilaku khusus yang harus
diubah, menetapkan tujuan SMART (Spesific, Measurable, Attainaible,
Realistic, and Timely).
Kedua, Coaching untuk kinerja
Coaching jenis ini
ditujukan untuk menjadi intervensi perbaikan kinerja bagi organisasi, karena
dapat dilakukan berdasarkan keinginan untuk mendapatkan kinerja yang lebih
baik. Dalam hal ini, coach membantu individu dalam belajar bagaimana
menetapkan sasaran untuk dirinya, meningkatkan kesadaran pribadi, memperbaiki
kinerja dan mengembangkan strategi-strateginya untuk meningkatkan kualitas
hidup.
Ketiga, Coaching untuk
pengembangan kepemimpinan
Jenis coaching ini
lebih dikenal dengan istilah excecuitve coaching, coaching ini
dapat diimplementasikan untuk mendukung proses umpan balik 360 derajat dimana
para pemimpin eksekutif, kolega, senior, dan alur laporan langsung memberikan feedback
tentang efektivitas individu dengan menjawab pertanyaan spesifik tentang
perilakunya.
Keempat, Coaching tim dan
kelompok
Jenis coaching ini
melibatkan team leader dan team coach. Coaching tim dapat
sangat bermanfaat ketika diimplementasikan pada tim yang mendapat proyek baru,
atau tim yang sedang menghadapi tenggat waktu. Baik coach internal dan
eksternal yang bekerja sama dengan tim dapat membantu untuk meningkatkan
komunikasi memperkuat komitmen dan meningkatkan kemungkinan untuk menyelesaikan
proyek atau tujuan.
Definisi Mentoring
Menurut Crawford (2010) Mentoring merupakan
“Hubungan interpersonal dalam bentuk kepedulian dan dukungan antara
seseorang yang berpengalaman dan berpengetahuan luas dengan seseorang yang
kurang berpengalaman maupun yang pengetahuannya lebih sedikit”.
Menurut Zachary (2005) Mentoring merupakan
“Hubungan pembelajaran timbal balik dan kolaaboratif antara dua orang
atau lebih yang memiliki tanggungjawab dan tanggunggugat/akuntabilitas yang
sama untuk membantu mentee bekerja mencapai sasaran pembelajaran yang jelas dan
didefinisikan bersama”.
Menurut Europe Region (2006) Mentoring merupakan
“Mendukung individu sehingga mereka berkembang lebih efektif. Ini
merupakan kemitraan antara mentor (yang memberi bimbingan) dan mentee (yang
menerima bimbingan) yang dirancang untuk membangun kepercayaan diri mentee”.
Menurut Ingrid (2005) Mentoring merupakan
“Suatu proses yang hanya diberikan untuk proses penjenjangan karir. Namun
seiring berjalannya waktu, mentoring hingga saat ini juga diterapkan dalam
dunia pendidikan”.
Menurut
Santrock (2007) Mentoring merupakan “Bimbingan yang diberikan melalui demonstrasi,instruksi, tantangan dan
dorongan secara teratur selama periode waktu tertentu. Mentoring biasanya
dilakukan oleh individu yang lebih tua untuk meningkatkan kompetensi serta
karakter individu yang lebih muda. Selama proses ini berlangsung, pementor dan
mentee mengembangkan suatu ikatan komitmen bersama yang melibatkan karakter
emosional dan diwarnai oleh sikap hormat serta kesetiaan”.
Mentoring
adalah proses pembelajaran yang dilakukan dari orang yang jauh lebih
berpengalaman (mentor) ke orang yang kurang berpengalaman (mentee) dalam bidang tertentu. Mentoring artinya orang yang
berbagi pengalamannya, pembelajarannya dan nasihatnya kepada mereka yang kurang
berpengalaman dalam bidang tertentu.
Demikian
juga kutipan yang diambil Whitmore (2018) dari buku David Clutterbuck Everyone
Needs a Mentor menyatakan mentoring berasal dari konsep magang, ketika orang
yang lebih tua, lebih berpengalaman, mewariskan pengetahuannya tentang
bagaimana pekerjaannya dilakukan dan bagaimana beroperasi dalam dunia
komersial.
Salah satu peran penting seorang pemimpin adalah melakukan mentoring dengan menjadi mentor yang baik bagi keberhasilan orang lain. Seperti yang dikatakan oleh Douglas M. Lawson, ”Dengan apa yang kita terima, keberadaan kita hanya sementara. Namun kita hidup selamanya melalui apa yang kita berikan”. Itulah sebabnya mengembangkan orang lain merupakan hal yang sangat penting bagi seorang pemimpin.
Tanggung jawab seorang pemimpin bukan lagi hanya tentang
mengembangkan kemampuan diri pribadi, tetapi juga kemampuan team member nya.
Memang tidak semua orang mau melakukannya, karena memang dibutuhkan kerja keras
untuk hal itu. Selain itu, ego manusia yang sangat tinggi cenderung tidak mau
repot, tidak peduli akan keberhasilan orang lain, bahkan tidak mau tersaingi.
Itulah sebabnya dapat dikatakan seorang pemimpin yang bersedia menjadi mentor
adalah seorang pemimpin yang berjiwa besar.
Strategi
Implementasi Coaching and Mentoring
Menurut John C.
Maxwel, pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang banyak melahirkan
pemimpin-pemimpin baru di dalam kepemimpinannya. Dalam buku Mentoring 101, ada
9 langkah yang perlu dilakukan untuk menjadi seorang mentor:
Pertama, Jadikan mengembangkan orang lain sebagai prioritas Anda
Selalu lebih mudah menyingkirkan orang daripada mengembangkan mereka. Saat anda menghilangkan orang lain maka anda akan mengalami kerugian seperti hilangnya produktivitas dan jika anda menggantikannya dengan staf baru maka anda membutuhkan biaya pengembangan staf baru dan membina moralnya. Jika ingin mengembangkan orang lain, Anda harus menjadikannya sebagai prioritas utama.
Kedua, Tetapkan prioritas : siapa yang hendak Anda kembangkan
Untuk mengerjakan segala sesuatu dalam waktu yang sangat terbatas perlu ditetapkan prioritas siapa yang terbaik untuk dikembangkan.
Ketiga, Kembangkan hubungan terlebih dahulu sebelum memulainya
Para pemimpin terbaik memahami nilai penting sebuah hubungan dengan kesuksesan, sisihkan waktu untuk saling mengenal. Mintalah mereka membagikan kisah hidup, temukan apa yang memotivasi, kekuatan dan kelemahan, juga karakter mereka. Selain itu perlu menyediakan waktu untuk bersama dengan mereka, agar Anda dapat mengenal lebih dalam dan memastikan bahwa pilihan Anda tepat.
Keempat, Bantulah tanpa syarat
Ketika mulai mengembangkan orang, Anda tidak pernah boleh berpikir untuk mengambil keuntungan dari orang itu. Sikap itu hampir bisa dipastikan akan menyerang Anda dari belakang. Jika Anda berharap untuk memperoleh sesuatu sebagai hasilnya dan tidak memperolehnya, Anda akan kecewa. Anda harus masuk dalam prosesnya dengan tidak mengharapkan apapun selain kepuasan pribadi. Tanamkan pada diri anda rasa senang melihat orang yang anda kembangkan menapaki kesuksesannya..
Kelima, Biarkan mereka berkembang bersama Anda untuk sementara waktu
Untuk mengembangkan orang lain, tidak semata-mata dilakukan dengan pendekatan kognitif seperti proses belajar mengajar didalam kelas. Namun dibangun atas dasar hubungan dan pengalaman bersama.
Keenam, Membekali ilmu pengetahuan
Bekalilah orang yang anda kembangkan dengan ilmu pengetahuan sebagai sumber daya bagi mereka untuk terus mengembangkan dirinya. Caranya, bisa dengan memberikan buku bacaan, CD, DVD, mengirimkan mereka ke seminar-seminar, intinya adalah berusaha untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi mereka.
Ketujuh, Bertahanlah hingga mereka bisa bekerja sendiri dengan baik
Ketika Anda mengembangkan seseorang, ingatlah bahwa Anda melakukan perjalanan menuju kesuksesan bersama-sama dengan mereka, bukan membiarkan mereka untuk menempuh perjalanan itu sendirian. Tetaplah bersama mereka hingga mereka mandiri. Sebagai contoh, seorang instruktur penerbangan yang baik, akan terbang bersama-sama dengan Anda dan membimbing Anda melalui keseluruhan prosesnya hingga Anda siap untuk terbang sendirian.
Kedelapan Berpikir positif
Berikan arahan yang jelas pada mereka, dukungan yang positif dan kebebasan untuk meraih kesuksesannya. Ketika mereka sukses, Andapun ikut sukses.
Beberapa hambatan yang sering sekali diciptakan oleh para mentor bagi para calon pemimpin :
1)
Tujuan yang tidak
jelas
Seringkali seorang calon pemimpin menerima bimbingan dan mempelajari cara untuk melakukan sebuah pekerjaan, lalu sang pemimpin membiarkannya begitu saja tanpa tujuan apapun.
2)
Birokrasi
Kemungkinan lain, seorang calon pemimpin mempelajari bagaimana pemimpinnya bekerja dan kemudian ia ditempatkan ke dalam sistem birokrasi yang mematikan semangat inovasinya yang baru saja dihasilkan dari mentor.
3)
Isolasi
Semua orang membutuhkan komunitas dengan siapa mereka bisa berbagi dan dari siapa mereka bisa memperoleh dukungan. Seringkali jika mentornya tidak menyediakan komunitas itu, pemimpin yang baru tidak akan memilikinya.
4)
Kesibukan
Bekerja tanpa tahu apa hasil yang akan diperoleh akan membuat orang kehilangan semangat.
Bantulah mereka mengulangi proses itu
Jika orang yang anda kembangkan sudah meraih kesuksesannya, maka sesungguhnya masih ada satu langkah lagi yang harus Anda lakukan. Anda harus membantu mereka belajar untuk mengulangi proses pengembangan ini dan membimbing yang lain. Kita bisa lihat bahwa kesuksesan disini bukanlah kesuksesan tanpa penerus.
Ada 4 tahapan mentoring yang perlu kita ketahui dan terapkan.
1#. I Do You Watch
Tahapan pertama dalam 4 tahapan mentoring adalah I Do You Watch. Dalam tahapan ini, kita sebagai seorang mentor memberikan contoh untuk orang yang dimentori. Tahapan ini memungkinkan orang yang kita mentori mempelajari dengan melihat langsung bagaimana Anda melakukan sesuatu mulai dari tahap persiapan sampai tahap akhirnya yaitu dimana Anda melakukan sesuatu dan melakukan evaluasi.
2#. I Do You Help
Setelah melewati tahapan yang pertama. Tahapan selanjutnya adalah mengajak orang yang Anda mentor untuk mulai membantu Anda. Disini orang tersebut akan mulai belajar dan merasakan prosesnya lebih mendalam. Proses ini adalah tahapan yang penting, dimana setelah tahap ini, orang yang kita mentori akan mulai mencoba untuk praktek secara langsung.
3#. You Do I Help
Tahapan yang ketiga dalam 4 tahapan mentoring adalah dengan mengijinkan orang yang kita mentor untuk mulai tampil dan melakukan tindakan. Disini peranan kita sebagai seorang mentor adalah membantu untuk terus mengarahkan supaya orang yang kita mentori ini tetap berada di jalur yang benar.
4#. You Do I Watch
Tahapan terakhir ini adalah tahapan dimana Anda sudah merasa yakin dengan kompetensi dan kapabilitas terhadap orang yang Anda mentori. Sehingga di tahapan ini, Anda sudah bisa melepas dan mengamati saja serta mementori calon pemimpin Anda lainnya.
Mungkin kita tidak menyadari bahwa mengembangkan orang lain memiliki dampak positif yang sangat besar. Namun Anda tidak harus menjadi orang yang hebat atau memiliki bakat yang luar biasa, untuk menjadi mentor bagi orang lain.
Membawa orang lain
ke tempat yang lebih tinggi adalah kegembiraan tersendiri. Akan menghasilkan
buah yang manis, membuat hidup ini menjadi lebih berarti dan bermakna bagi
orang lain. Ajaklah orang lain bersama Anda dan bantulah mereka mengubah
kehidupan mereka menjadi lebih baik. Anda tidak akan pernah menyesali waktu
yang Anda investasikan di dalam diri orang lain.
Fungsi Mentoring
Fungsi kegiatan mentoring adalah sebagai berikut:
a. Fungsi remedial atau
rehabilitatif
Secara historis mentoring atau bimbingan lebih memberikan penekanan pada fungsi remedial karena sangat dipengaruhi oleh psikologi klinik dan psikis. Peranan remedial berfokus pada masalah; 1) penyesuaian diri, 2) menyembuhkan masalah psikologis yang dihadapi, dan 3) mengembalikan kesehatan mental dan mengatasi gangguan emosional.
b. Fungsi edukatif atau pengembangan
Fungsi ini berfokus kepada masalah: 1) membantu meningkatkan ketrampilan-ketrampilan dalam hidup, 2) mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah hidup, 3) membantu meningkatkan kemampuan menghadapi transisi dalam kehidupan, 4) untuk keperluan jangka pendek, konseling membantu individu-individu menjelaskan nilai-nilai, menjadi lebih tegas, mengendalikan kecemasan, meningkatkan keterampilan, komunikasi antar pribadi, memutuskan arah hidup, menghadapi kesepian dan semacamnya.
c. Fungsi preventif atau
pencegahan
Fungsi ini membantu individu agar dapat berupaya aktif untuk melakukan pencegahan sebelum mengalami masalah-masalah kejiwaan karena kurangnya perhatian. Upaya preventif meliputi pengembangan strategi-strategi dan program-program yang dapat digunakan untuk mencoba mengantisipasi dan mengelakkan resiko-resiko hidup yang tidak perlu terjadi.
Sumber:
Disarikan secara penuh dari materi Diklat Calon Kelapa Sekolah dengan materi
Pembentukan Karakter Kepala Sekolah.