John E Arnold: Pencetus Konsep User Centered Design - Teras Academy
News Update
Loading...

3/13/2022

John E Arnold: Pencetus Konsep User Centered Design

John E Arnold


User Centered Design menjadi sebuah gerakan inovasi yang menggema di seluruh dunia, menanamkan mindset sebuah inovasi harus berpijak pada pengguna. Istilah User Centered Design sendiri dipopulerkan oleh John Edward Arnold.

 

John Edward Arnold adalah seorang Profesor Teknik Mesin dan Administrasi Bisnis Universitas Stanford. Dia dikenal sebagai pelopor penemuan ilmiah berdasarkan pemikiran kreatif dan imajinasi, inovator ulung serta dikenal sebagai tokoh filsafat pendidikan.

 

Dari Psikologi Menuju Teknik

 

Pria kelahiran Minnesota, As tersebut meraih gelar BA dalam bidang Psikologi dari University of Minnesota, dan MS dalam bidang Teknik Mesin dari Massachusetts Institute of Technlogy (MIT).

 

Setelah lulus dari Minnesota, Arnold tidak menemukan pekerjaaanya sebagai psikolog. Ia bekerja sebagai penjaga malaam di sebuah pabrik minyak. Di suatu hari ia tertarik dalam bidang teknik hingga menuntunnya belajar serta mendapatkan gelar master di MIT dalam waktu tiga tahun.

 

Setelah bekerja di industri sebagai insinyur, ia kemudian mengajar di MIT tahun 1942-1957. Arnold pertama kali mengajar mata kuliah mekanika teknik, namun minat mengajarnya bergeser ke proses desain teknik.

 

Dengan berbarengan waktu, Arnold dalam dunia internasional juga dikenal sebagai seorang inovator dalam filsafat pendidikan. Ia membawa pemahamannya ilmu psikologi ke dalam proses desain, gagasannya tentang rekayasa kreatif menunjukkan kepada perancang teknik tentang bagaimana memecahkan sebuah masalah secara kreatif.

 

Di MIT Arnold mendirikan Laboratorium Teknik Kreatif. Dia juga menjadi Presiden MIT Faculty Club serta berpartisipasi dalam MIT Science Fiction Society.

 

Bekerja di Stanford dan Menjadi Konsultan

 

Pada tahun 1957, Arnold pindah ke Universitas Stanford dengan menjadi Profesor Teknik Mesin dan Administrasi Bisnis. Dia ditunjuk Direktur Pendiri Divisi Desain Departemen Teknik Mesin.

 

Pada musim panas, 1956 ia mempelajari presentasi R Buckminster Fuller tantang “perancang komprehensif”, konsep JP Guilford untuk mengukur dan mengembangkan kreativitas, dan “Blok Emosional untuk Kreativitas” Abraham Maslow. Ia juga tertarik dengan gagasan Brainstorming, Alex Osborn.


Selama di Stanford, Arnold memperkenalkan dan mengajar Desain Teknik Mesin. Terlibat juga dalam pembentukan Divisi Desain. Mulai tahun 1962, Arnold mengajar Teknik Menggambar, “Studi penerapan bahasa visi yang berlaku untuk insinyur dan ilmuwan”.

 

Selama tahun 1958-1963 Arnold mengajar mata kuliah Pascasarjana yang memandang desain secara lebih umum serta filsafat desain. Filsafat desain menekankan sifat proses kreatif dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Mata kuliah yang ia ajarkan membahas “sikap dan sudut pandang” desainer dan teknik analisis, sintesis, dan evaluasi. Juga membahas faktor manusia dalam desain, “kekuatan dan kelemahan manusia dalam menantang atau bekerja dengan mesin”. 

 

Ia juga mengisi seminar Comprehensive Design, sebuah topik yang membicarakan praktek desain yang sebenarnya –menekankan “imajinasi yang dipadukan dengan analisis dan penilaian rekayasa suara”.

 

Grub Desain Stanford yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik mesin terus mengembangkan metodologi Desain Arnold, menggabungkan kreativitas dan teknologi dengan kepedulian terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan kebutuhan orang banyak.

 

Selain mengajar, Arnold bekerja sebagai konsultan untuk lembaga pemerintah, serta perusahaan besar seperti General Electric, Ford, dan Bell Laboratories. Dia juga menjadi konsultan utama untuk program kreativitas Divisi Busi General Motors –menjadi perusahaan pertama yang mempromosikan pemikiran kreatif.

 

Pemikiran Kreativitas

 

Arnold di kenal  dalam merancang pemikiran heuristik dalam mempelaari masalah dan menghasilkan solusi rekayasa baru. Dalam pencaharian tema-tema kreativitas Anda akan menemukan namanya. Gagasan metode ilmiah untuk meningkatkan kreativitas serta inovasi baru merupakan buah dari praktik Arnold dalam mengajar desain komprehensif ketika di Stanford University.

 

Arnold menyeimbangkan pendekatan analitik pada teknlogi dengan pendekatan berdasarkan sitesis, yaitu menggabungkan perspektif yang berbeda dalam memahami pemecahan masalah. Sebagai seorang generalis, ia mengajurkan perspektif yang luas, membayangkan proses kreatif sebagai hal yang esensial dalam kehidupan.

 

Dalam kehidupan praktis, desain dimulai dengan menyelidiki situasi dan belajar tentang lingkungan untuk menentukan apa yang dibutuhkan orang. Iamengatakan bahwa proses kreatif adalah proses intelektual, di mana Anda menggabungkan kembali semua pengalaman masa lalu Anda atau aspek yang dipilih darnya..berakhir dengan kombinasi, pola baru, konfigurasi baru yang memenuhi beberapa kebutuhan dasar seseorang.”

 

Ada empat persyaratan sebuh pengambilan kepuusan bisa membuahkan hasil kreatif menurut Arnold:

 

Kombinasi yang lebih baik, bukan hanya sesuatu yang berbeda

Nyata, sesuatu yang dapat Anda lihat atau rasakan, bukan hanya ide

Berwawasan ke depan dalam waktu, berkaitan dengan kebutuhan masyarakat

 

Kualitas “sinergis” –nilai yang dicapai dalam kombinasi jauh lebih besar daripada jumlah bagan-bagiannya.

 

Ada tiga fase kerangka kerja untuk proses kreatf yang melibatkan kombinasi analisis, sintesis, dan evaluasi: Menanyakan dna mengamati (persiapan), Asosiasi (produksi), dan Prediksi (pengambilan keputusan).

 

Filosofi kreativitas dan desain Arnold menekankan individu karena ‘setiap kombinasi nilai baru..terbentuk dalam pikiran seorang individu. Sementara ia juga mengakui bahwa beberapa kegiatan rekayasa paling baik dilakukan sebagai kegiatan kelompok untuk mendapatkan umpan balik untuk ide-ide...

 

Oleh karena itu ia mengajurkan pengembangan pribadi pertama dan terutama, memberikan pedoman untuk refleksi diri dan generasi ide, suatu bentuk metakognisi.

 

Metakognisi adalah sarana untuk berpikir mendalam, pada tingkat abstraksi yang lebih tinggi. Metakognisi dapat diartika sebagai kemampuan mengaitkan satu pengetahuan dengan pengetahuan yang lain. Seperti misalnya Anda memahami bahwa alat penanak nasi dapat menghasilkan panas yang bisa mematangkan nasi.

 

Arnold berpendapat banyak orang meyakini bahwa individu tidak dapat menciptakan karena masyarakat dan ilmu pengetahuan telah menjadi terlalu kompleks, akibatnya mereka menekankan kerja tim. Arnodl mengatakan upaya seperti itu akan gagal karena “proses kreatif” adalah proses individu dan , seperti yang dikatakan John Steinbeck, ‘itu terletak pada pikiran kesepian seorang pria.”.

 

“Hutang terbesar saya adalah kepada mendiang Profesor John E Arnold, yang tidak hanya menyarankan agar saya mengembangkan kursus berpikir visual di Stanford, tetapi juga mempengaruhui saya dengan upaya perintisannya untuk mendidik pemikiran yang produktif,” Robert McKim


Dia khawatir bahwa tim terkadang menghambat atau menghalang kreativitas. Irving A Taylor, psikolog sosial, menegaskan bahwa dalam asosiatif, fase produktif, kontribusi individu dalam sesi brainstorming kelompok bisa sinergis. Tapi dia setuju bahwa pencapaian kreatif terbesar (seperti lukisan Picasso) pada dasarnya adalah usaha individu.

 

Terlepas pendiriannya tentang filosofis pentingnya individu, proyek Arnold mencakup beberapa sesi kelompok penuh dan kelompok kecil yang saling bekerja sama. Ia lebih lanjut menekankan para spesialis dari berbagai disiplin ilmu, meskipun tidak bekerja sama di rangan yang sama, namun mereka bertukar pikiran dan informasu yang diperlukan untuk mendefinisikan sebuah masalah serta menemukan bagaimana cara memecahkan masalah tersebut.

 

Arnold menggambarkan asek kolaboratif dari proses kreatif dengan rinci dalam studi kasus Arcturus IV.

 

User Centered Design

 

Filosofi Desain Arnold pertama kali dirumuskan tidak di Stanford, namun ketika ia mengajar topik “rekayasa kreatif” di  MIT. Dia mengembangkan studi kasus yang disebut “Arcturus IV” yang mendapat perhatian besar di publik, namun menggunakan perspektif humanistiknya yang baru dan kontroversial. The New York Times menyatakan bahwa “metode kelas (Arnodl) sangat imajinatif untuk merangsang pemikiran kreatif..”

 

Studi Arcturus IV mengemukakan sebuah planet fiktif dis ekitar bintang Arcturus dengan makhluk-makhluk, yang disebut Methania, untuk siapa para siswa akan merancang produk-produk yang dapat dipasarkan.

 

Penggunaan fiksi ilmiah yang inovatif dalam pendidikn teknik didasarkan pada gagasan Arnold bahwa, berpikir kreatif dapat diajarkan dan ditingkatkan melalui praktik, kemudian merancang dunia imajiner yang tidak dikenal akan menyentak para engineer untuk mengubah cara mereka menyelesaikan masalah.

 

Pada studi Arcturus mengharuskan mahasiswa teknik mesin mengesampingkan pengalaman dan asumsi pribadi untuk memahami dan merancang kebutuhan makhluk yang berbeda dari diri mereka sendiri. Tugas mereka adalah merancang peralatan dan perelngkapan untuk makhluk-makhluk tersebut.

 

Arnold kemudian mempromosikan pendekatan humanistik sensitif terhadap pengaturan fisik dan praktik budaya yang disebut dengan Desain yang berpusat pada pengguna (User Centered Design), sebuah pendekatan yang dibangun dengan sebuah keyakinan bahwa meningkatnya kompleksitas dan jumlah masalah dunai membutuhkan lebih banyak perhatian pada apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, membutukan cara baru untuk menganalisis sesuatu. Tantangan dan tanggung jawab melampaui kursus desain produk hingga disiplin ilmu lain.


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done