Sumber: nobelprize.org |
Dalam sebuah press realeas tertanggal
4 Oktober 2022, panitia Nobel, Royal Swedish Academy of Sciences telah mengumumkan ketika Fisikawan Teoritis:
Alain Aspect, John Cluase, dan Anton Zeilinger raih penghargaan Nobel Fisika
2022.
Alain Aspect adalah seorang fisikawan
Prancis kelahiran 15 Juni 1947 yang dikenal atas karya eksperimentalnya tentang
belitan kuantum, inti dari perbedaan antara fisika klasik dan kuantum. Belitan
kuantum adalah fitur utama mekanika kuantum yang tidak ada dalam mekanika
klasik.
Aspect mengenyam pendidikan di Cole
Normale Superieure de Cachan dan Universite Paris Sud dalam ilmu Fisika. Ia
menerima penghargaan nobel untuk eksperimen foton terjerat, penelitian
ketidaksetaraan Bell dan mempelopori ilmu informasi kuantum.
John Francis Clauser merupakan
ilmuwan Fisikawan teoritis dan eksperimental Amerika kelahiran 1 Desember 1942
yang dikenal atas kontribusinya dalam bidang mekanika kuantum, khususnya
tentang riset ketidaksetaraan Clauser-Horne-Shimony-Holt.
Fisikawan kelahiran Pasadena,
California tersebut menerima gelar sarjana ilmu Fisika dari Caltech, master
seni dalam fisika dan doctor filsafat matematika dari Universitas Columbia di
bawah bimbingan Patrick Thaddeus.
Clauser bekerja di laboratorium Nasional Lawrence Berkeley, Lawrence Liverforme, dan Universitas California
Berkeley. Ia juga pernah bekerja dengan Stuart Freedman, melakukan uji
eksperimental pertama untuk prediksi teorema CHSH-Bell.
Sedangkan Anton Zeilinger adalah
Fisikawan Kuantum Austria kelahiran 20 mei 1945. Ia seorang profesor emeritius
Universitas Wina serta ilmuwa senior di Institutefor Quantum Optics and Quantum Information, Austria Academy of Science.
Zeilinger mengenyam belajar ilmu
Fisika dan Matematika di Unversitas Wina, dan mendapatkan gelar Doctor Filsafat
Fisika di universitas yang sama pada 1971, tentang tesis Pengukuran
depolarisasi Neutron pada kristal Dy-Tunggal dengan bimbingan fisikawan Helmut Rauch.
Ia menerima penghargaan seperti Medal Isaac Newton (2007) untuk kontribusi dalam bidang fisika kuantum, Wolf Prize
(2010), dan King Faisal International Prize (2005)
Ketika Ilmuwan Fisika Kuantum tersebut
menerima penghargaan Nobel Fisika 2022 atas inovasi dan kontribusi mereka luar
biasa dalam eksperimen foton terjerat, menetapkan ketidaksetaraan Bell serta
mempelopori ilmu informasi kuantum. Kajian mereka membantu pengembangan
teknologi komputer, jaringan, dan keamanan kuantum.