Forecasting: Mengapa, Teknik dan Implementasi dalam Dunia Pendidikan - Teras Academy
News Update
Loading...

6/08/2022

Forecasting: Mengapa, Teknik dan Implementasi dalam Dunia Pendidikan

 

forecasting
sumber:https://leverageedu.com/

Puguh Sudarminto

 

Pendahuluan

Dunia berkembang dengan cepat yang dalam setiap fase ditandai dengan gelombang perubahan, mulai dari globalisasi, era disrupsi, hingga revolusi Industri 4.0. Istilah globalisasi pertama kali dipopulerkan oleh seorang akademisi, Theodore Levitt  pada tahun 1985.

Globalisasi merupakan proses dimana hilangnya sekat-sekat atau batas-batas antar negara dalam setiap aspek kehidupan seperti ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Dengan begitu dapat kita pahami, globalisasi, menjadikan orang melebur menjadi satu dengan semua orang di berbagai belahan dunia (Harahap 2015). 

Terminologi disruption dipopulerkan oleh dua Profesor Harvard Business School (HBS), Clayton M Christensen dan Joseph LBower dalam artikel mereka berjudul “DisruptionTechnologies: Catching the Wave”. Era disrupsi terjadi ketika suatu inovasi baru masuk ke pasar dan menciptakan efek disrupsi (mengganggu) yang cukup kuat sehingga mengubah struktur pasar sebelumnya (Liani, 2018).

Sedangkan “Revolusi industri” diperkanalkan oleh Friederich Engels dan Louis Auguste Blanqui di pertengahan abad ke-19 (Suwardhana, 2018). Revolusi Industri berjalan dari masa ke masa hingga saat ini memasuki Revolusi Industri 4.0 .             

Semua gelombang perubahan telah membawa dampak yang luar biasa, khususnya dalam bidang pendidikan. Dalam bidang pendidikan, globalisasi telah meruntuhkan sekat-sekat negara.

Gelombang disruptif mempengaruhi duniapendidikan (Cholil, 2019), pengaruh tersbeut terlihat pada: (a) “on demand” jasa-jasa pendidikan dan keterampilan; (b) “Open Source” dalam produk pengetahuan; (c) aplikasi-aplikasi pendidikan yang mobile dan responsif; (d) kurikulum yang bersifat personal dan “tailor made”; (e) Layanan konten tanpa batas; (f) platform pendidikan kolaboratif; (g) Kursus-kursus dan materi gratis secara online.                                                

Revolusi Industri 4.0 melahirkan keterampilan abad 21.Keterampilan abad 21 banyak terkait dengan pembelajaran yang lebih dalam, yang didasarkan pada penguasaan keterampilan berpikir (thinking skill) seperti penalaran analitik, pemecahan masalah yang kompleks, kreativitas, dan kerja sama tim (Septikasari & Frasandy, 2018).

Sedangkan praktisi pendidikan, Griffin & Care (2015) mengelompokan keterampilan abad 21 menjadi tiga: (1) ways to thinking (knowledge, critical and creative thinking); (2) ways to learning (literacy and softskills); (3) ways to learning with other (personal, social, and civic resposibilities).                                                              

Dengan hadirnya beberapa perubahan tersebut, diharapkan institusi pendidikan harus mampu merespon dengan tepat dan bijak. Tidak melakukan perubahan akan membawa resiko pada kemajuan serta hasil belajar siswa. Perubahan adalah sebuah keniscayaan.

Bagaimana sekolah mampu merespon dengan tepat? Salah satu caranya adalah dengan menggunakan salah satu pendekatan strategi (management strategist),  yakni forecasting.

Kushartini dan Almahdy (2016), mendefinisikan Forecasting (Peramalan) sebagai proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa.

Peramalan bagian dari sebuah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan kejadian dimasa yang akan datang dengan penyusunan rencana terlebih dahulu, kemudian rencana tersebut dibuat berdasarkan kapasitas dan kemampuan permintaan/produksi yang telah dilakukan di perusahaan (Sofyan, 2013).                                                       

Melalui forecasting, diharapkan institusi pendidikan dapat merespon perubahan dengan tepat dan bijak, serta mampu menciptakan inovasi untuk keberlangsungan masa depan (future) institusi pendidikan tersebut. Abaraham Linconl pernah berucap, “he best way to predict your fture is to create it.”

 

Definisi dan Sejarah Forecasting

Forecasting (Peramalan) adalah proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa (Kushartini dan Almahdy, 2016).


Heizer dan Render (2009:162), mendefinisikan peramalan (Forecasting) sebagai seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dan suatu bentuk model matematis.


Menurut Heizer dan Render (2009:47), forecasting memiliki tujuan: (1) Mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan di masa lalu, serta melhat sejauh mana pengaruh di masa datang, (2) Perkiraan diperlukan akrena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi, (3) Perkiraan dasar penyusunan bisnis atau kebijakan pada suau perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis/kebijakan.                         


Forecasting berawal dari ribuan tahun yang lalu, manusia sering mengamati alam semesta. Melalui pendektan empiris belaka, beberapa diantaranya mampu memprediksi gerakan bintang dan planet. Nicolaus Copernicus (1473-1543) dalam tulisannya yang berjudul On The Revolutions of the Heavenly Spheres, membatu mengubah cara manusia melihat tempat di alam semesta.


Melalui pendekatan logika, matematika, dan pengamatan empiris, ia mampu menunjukkan bahwa bumi berputar mengelilngi matahari –yang kemudian hari dikonfirmasi oleh Galileo Galilei. Apa yang dilakukan oleh Copernicus dengan menjelaskan keberadaan tata surya bagian dari sebuah prediksi (forecasting) ilmiah.


Dua ilmuwan besar Isaac Newton dan Gottried Leibniz terinspirasi olehnya yang kemudian mengembangkan kalkulus –langkah maju dalam permulaan disiplin ilmu forecasting. Kalkulus akhirnya menjadi studi tentang bagaimana segala sesuatunya berubah, yang menurut Profesor DanielKleitman (MIT) menyediakan “kerangka kerja untuk sistem pemodelan di mana ada perubahan, dan cara menyimpulkan prediksi model semacam itu,”       

                             

Setelah kalkulus, pada abad ke-17 teori probabilitas muncul –menjadi tonggak lahirnya statistik modern. Karl Pearson memperkenalkan keofisien korelasi momen produk Pearson, dan John Galton mengembangkan konsep kunci seperti standar deviasi, korelasi, dan analisis segresi. Ronald Fisher mengembangkan hipotesis nol dan banyak konsep statistik-perhitungan lainnya. Konsep tersebut menjadi bagian integral dari ilmu data modern, machine learning, dan analisis prediktif.


Akhirnya manusia memiliki cara sistematis untuk mengumpulkan menganalisis dan menyajikan data numerik terkait probabilitas. Statistik memungkinkan peneliti menganalisis, mengukur, berkomunikasi, hingga mengendalikan ketidakpastian.              

                                                                    

Mengapa Forecasting 

Forecasting banyak dipakai dalam dunia bisnis dan kewirausahaan. Ada tiga alasan khusus mengapa forecasting dalam dunia bisnis sangat dibutuhkan (Crgar, 2020), diantaranya adalah: 1. Membantu merencanakan masa depan, 2. Dapat membantu menempatkan sumber pendanaan, 3. Dapat membantu mengantisipasi perubahan pasar. Dalam dunia pendidikan, pengelola institusi pendidikan harus melibatkan pendekatan “peramalan”.

Ini sangat penting karena tiga asalan, Pertama menyiapkan masa depan. Era sudah berubah setelah globalisasi, disrupsi dan era industri 4.0 hadir di tengah-tengah masyarakat. Perubahan yang nampak adalah digitalisasi yang menyeruak dalam semua aspek kehidupan.

Peramalan memberikan siswa titik masuk untuk memahami dan memahami model jaringan sains dan teknologi (IPTEK), dan data visualisasi (Borner at all, 2018). Kim (2017) berpendapat, sebagain besar sistem pendidikan di dunia mulai mengubah kebijakan dan rencana pendidikan mereka untuk mempersiapkan: siswa untuk masa depan yang masih misterius di maan jenis pekerjaan baru yang tidak dapat kita bayangkan pada hari ini serta hadirnya teknologi baru yang turut mempengaruhi.                    

Kedua, Penataan. Forecasting sangat diperukan dalam rangka untuk penataan manajemen, mulai dari manajemen adminsitrasi, keuangan dan supervisi. Melalui forecasting, kita dapat melakukan antisipasi di masa yang akan datang, terutama terkait peran alokasi anggaran dalam pendidikan.

Saat perusahaan (institusi) sudah memprediksi permintaan produk/layanan di masa depat, mereka dapat mengatur biaya semaksimal mungkin (Adieb, 2021). Selain itu, forecasting dapat digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan atau institusi membutuhkan SDM baru atau tidak.                                                                                                    

Ketiga, inovasi. Organisasi atau institusi pendidikan agar bisa relevan dengan masa depan harus melakukan perubahan atau membuat inovasi. Semua orang di dunia tidak pernah terpikirkan sebelumnya bisa mengakses llmu pengetahuan dengan mudah, beajar dengan siapapun tanpa adanya sekat-sekat negara.

Saat ini dengan hadirnya MOOC, semua orang dengan mudah berkumpul dan belajar bersama-sama, bahkan dengan Profesor sekelas kampus besar dunia, seperti Harvard dan Stanford. MOOC adalah bagian dari inovasi pendidik. Misalnya Coursera, kehadirannya melalui proses panjang forecasting dua pendirinya Profesor Andrew Ng dan Dapne Kohler.

Jumlah pengguna MOOC meningkat secara eksponensial di seluruh dunia, membuat pembelajaran lebih mudah diakses orang. Juga, jumlah peserta meningkat dua kali lipat pada tahun 2015 dari 18 juta siswa untuk 35 juta siswa di semua penyedia MOOC; bahkan universitas mendigitalkan beberapa program mereka (Reaves, 2019).

 

Pendekatan Forecasting

Sama halnya dengan keputusan manajemen, dalam peramaaln terdapat dua pendekatan umum, yaitu kuantitatif dan kualitatif.Peramalan kuantitatif (quantitative forecast), menggunakan metode statistic atau model matematis yang beragam dengan data masa lalu dan variable sebab akibat untuk meramalkan permintaan.

Peramalan subjektif atau kualitatif (qualitative forecast) menggabungkan factor, seperti intuisi, emosi, pengalaman pribadi dan system nilai pengambil keputusan untuk meramal. Beberapa perusahaan menggunakan satu pendekatan dan perusahaan lain menggunakan pendekatan yang lain (Maulidiyah, 2012).                

Pendekatan Kuantitatif dapat menggunakan beberapa teknik, seperti , Juri dari opini eksekutif (jury of executive opinion), Metode Delphi (Delphy Method), dan Komposit tenaga penjualan (sales force composite). Pertama, jury of executive opinion. Teknik Peramalan yang Menggunakan pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar tingkat tinggi umumnya digabungkan dengan model statistik.

Kedua, Delphy Method. Teknik Peramalan yang Menggunakan suatu proses kelompok partisipan (pengambil keputusan, karyawan, dan responden sehingga memungkinkan para ahli membuat peramalan.Ketiga, sales force composite. Teknik Peramalan yang Berdasarkan perkiraan besar penjualan yang dapat dilakukan oleh para tenaga penjual.                                                                              

Teknik yang daat digunakan dalam pendekatan kualitatif, Model Deret Waktu (time series method), Teknik Peramalan yang Menggunakan sejumlah data masa lalu untuk membuat peramalan. Membuat prediksi dengan asumsi bahwa masa depan adalah fungsi dari masa lalu. Dan Model Asosiatif (hubungan sebab-akibat), Teknik Peramalan yang menggabungkan banyak variable atau factor yang mungkin mempengaruhi kuantitas yang sedang diramalkan.

 

Implementasi dalam dunia Pendidikan

Teknologi baru memiliki pengaruh yang kuat pada semua aspek masyarakat kita, mulai dari perdagangan dan bisnis hingga kesehatan dan hiburan. Jelas, pendidikan tidak terkecuali. Banyak teknologi berdampak pada cara kita mengajar dan belajar. Misalnya, ponsel baru perangkat (misalnya, ponsel cerdas dan tablet) meningkatkan keterlibatan siswa dalam aktivitas di dalam dan di luar ruangan dengan aplikasi seperti seluler augmented reality 9Sergio, 2011).

Forecasting diperluan seiring dengan perkembangan teknologi –mencari dan mengkaji teknologi mana yang dapat diimplementaskan dalam dunia pendidikan. Forecasting juga diperlukan dalam rangka untuk menentukan program-program startegis angka panjang sekolah, yang biasa terkamktub dalam RKJM.

 

Daftar Referensi

 

A Brief History of Forecasting. https://foresightr.com/

Adieb, Maulana. 2021. Memprediksi Masa depan dengan Teknik Forecasting dalam Bisnis. https://glints.com/id/lowongan/forecasting-adalah/#.YnZ-t_PP3IU

Borner, et all. 2018. Forecasting Innovations in Science, Technology, and Education. PNAS. Vol 115: No. 50


Crgar, Barbara.2020. 3Rason Why Forecasting Is Ridiculously Important For Your Business. https://productive.io/blog/3-reasons-why-forecasting-ridiculously-important-for-business/


Griffin, P., & Care, E. (2015). Assessment And Teaching of 21st Century Skills: Methods and Approach. Dodrecht:Springer Business Media

Harahap, Syahrin. 2015. Islam Dan Modernitas: Dari Teori Modernisasi hingga Penegakan Kesalehan Modern. Jakarta: Prenada Media Group.


Heizer, Jay dan Barry Render. 2009. Manajemen Operasi Buku 1 Edisi 9. Jakarta: Salemba Empat.


Katherine Prince. Forecasting the Future of K-12 Teaching: Four Scenarios for a Decade of Disruption. Knowledgeworks


Kim, J. R. (2017, Dec 1). Look inside the Republic of Korea’s classrooms of the future. Retrieved from http://news.itu.int/education-4th-industrial-revolution-look-inside-republic-koreas-classroomsfuture/


Kushartini, D., & Almahdy, I. (2013). Sistem Persediaan Bahan Baku Produk Dispersant di Industri Kimia. Jurnal PASTI. Vol. X (2), 217-234.

Liani, Salsabela. 2018. Mengenal Era Disrupsi (Disruption Era) dan Strategi Menghadapinya.https://www.ruangkerja.id/blog/perhatikan-hal-hal-ini-untuk-bertahan-di-era-disrupsi-disruption-era

Martin, Sergio, et all. 2011. New Technology Trends in education: Seven years of forecast and convergence. Computer Education. Vol 57. DOI: 10.1016/j.compedu.2011.04.003


Maulidah, Silvanah. 2012. Modul 4: Manajemen Produksi dan Operasi dalam Perusahaan Agrobsinis. http://wisynu.lecture.ub.ac.id/


Septikasari, Resti & Frasandy, Rendy Nugraha. 2018. Keterampilan 4C Abad 21 Dalam Pembelajaran Pendidikan Dasar. Jurnal Tarbiyah Al-Awlad. Vol.III. Edisi 02.2018, halm 112-122

Suwardhana, Hendra.2018. Revolusi Industri 4.0 Berbasis Revolusi Mental. Jati Unik, Vol.1 No.2

Reaves, J. (2019). 21st Century Skills and the Fourth Industrial Revolution: A critical Future Role for Online Education. International Journal on Innovations in Online Education, 3(1), 1-21.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done