Source:bukalapak |
Startup
unicorn, bukalapak untuk pertama kalinya mengumumkan berhasil meriah laba
sebesar 14, 5T pada kuartal I/2022, naik hingga 4.497 persen dari kuartal
I/2021 yang pada saat itu mencatatkan kerugian sebesar Rp 328 miliar. PT
Bukalapak.com TBk (BUKA) menyebutkan keuntungan tersebut disebabkan oleh laba
investasi dari PT Allo Bank TBK.
Allo
Bank sebelumnya bernama Bank Arta Griya, kemudian berubah menjadi Bank Harda
Griya pada tahun 1996. Perusahaan melaintai di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2015. Pada tahun 2020, mega Corp perusahaan pengusaha Chairul Tandjung
mengakuisisi bank Harda Internasional, yang pada saat itu Bank Harda Griya
masih membukukan keuangan 300 miliar. Kemudian Bukalapak dan Grub Salim turut
berinvestasi di sana.
Selain dari pos laba dari nilai investasi, dari sisi top line, pendapatan
bersih BUKA meningkat 85, 96% secara tahunan (yoy) menjadi Rp. 787,92 miliar
pada tiga bulan pertama tahun ini, dari sebelumnya Rp 423,70 miliar. Beban pokok
penjualan juga tercatat meningkat menjadi Rp. 509, 53 miliar, dari periode
sebelumnya Rp. 77, 10 miliar. Namun bebean umum dan administrasi membengkak
dari hanya Rp. 291, 33 miliar pada kuartal 1 tahun lalu menjadi Rp 1, 02
triliun pada periode yang sama 2022.
Sebagai
perusahana marketplace atau e-commerce, lini bisnis utama Bukalapak
justru belum bisa diharapkan untuk mencetak laba.
Salah
satu e-commerce unicorn, Bukalapak
terlihat jarang sekali menggunakan strategi “bakar-bakar uang”. Bukalapak
memilih jalan lain, salah satunya kian gencar melancarkan inisiatif baru. Salah
satunya dengan bergabung menjadi investor Allo Bank. Kemdian Bukalapak juga
bekerja sama dengan Transmart untuk membentuk usaha patungan platform e-grocery
Allofresh.
Statups
yang dinakodai oleh Wilix Halim tersebut sebelumnya telah mengakuisisi
beberapa perusahaan teknologi, seperti Kokatto Teknologi Global (KTG) pada 2
November 20211, senilai Rp. 90, 09 miliar atau 100 persen kepemilikan saham.
Ruanglingkup kegiatan KTG bergerak dalam bidang usaha jasa, perdagangan, dan
industri.
BUKA
juga mengakuisisi PT Cloud Hosting Indonesia sebesar Rp. 49, 7 miliar atau
sebesar 13, 35 persen. Pada bulan November 2021, BUKA juga mengakuisisi statup
PT Belajar Tumbuh Berbagi atau bolu.id.