Tiga Langkah Menciptakan Serendipity - Teras Academy
News Update
Loading...

12/20/2022

Tiga Langkah Menciptakan Serendipity

sumber.nytimes.com/


“Inovasi adalah kebetulan, jadi Anda tidak tahu apa yang akan dibuat orang”, –Tim Berners-Lee

 

Serendipity berasal dari sebuah kisah di Persia berjudul The Three Princess of Serendip, yang ditulis oleh penyair Amir Khusrow (1302). Kisah ini menceritakan seorang raja bernama Jafer, raja filsuf Serendip, yang mencoba memastkan bahwa ketiga putranya yang sudah dewasa menerima hadiah. Dia percaya bahwa pembelajaran buku harus dilengkapi dengan pengalaman dunia nyata, dan sang raja meminta putranya untuk menunggang kuda menuju pertemuan. Para pangeran memanfaatkan kesempatan itu dan bersenang-senang mengubah pengamatan dan pengalaman menjadi kesimpulan –yang semuanya hanya untuk kesenangan belaka.

 

Di Inggris tahun 1740-an, Harold Walpole, seorang sejarwan muda menulis kepada seorang temannya tentang “dongeng konyol” yang telah dia baca, dan dalam surat tersebut ia menciptakan kata serendipity, untuk menjelaskan keterampilan menggabungkan penemuan dan kecerdasan.

 

Pada tanggal 3 September 1928, seorang ahli biologi Alexander Fleming baru saja kembali ke laboratoriumnya setelah menghabiskan bulan Agustus untuk berlibur bersama keluarga. Sebelum pergi, dia menumpul sebuah biakan bakteri stafilokokusnya di bangku di sudut labnya. Sekembalinya, Fleming memperhatikan bahwa satu biakan terkontaminasi jamur dan koloni stafikokus yang mengelilingi jamur setelah dhancurkan. Koloni stafikokus lain yang lebih jauh tidak berubah. Proses ini dikenal sebagai lelucon, Fleming menunjukkan kultur yang terkontaminasi kepada asistennya Merlin Price, yang kemudian mendorongnya untuk menumbuhkan jamur dalam kultur murni. Apa yang mereka temukan menghasilkan zat yang membunuh bakteri penyebab penyakit. Fleming bersama asistenya bekerja dan mengisolasi genus Pencillium dari cetakan.

 

Serendipity dapat diartikan sebagai percikan sihir yang disebabkan oleh kebetulan sederhana, momen waktu yang tidak diramalkan. Serendipity adalah sebuah keburuntungan yang menyebabkan ledakan temuan atau inovasi. Penisilin, insulin, vaksin cacar diyakini sebagai Serendipity. Mantan CEO Eric Schmidt menganggap alat pencarian onlinenya bagian dari “mesin kebetulan”.

 

Mark de Rond, Adrian Moorhouse, dan Matt Rogan dalam artikelnya di Harvard Business Review mengatakan bahwa Serendipity adalah kerabat kreativitas, yang berarti bahwa itu adalah kemampuan yang dapat dibudidayakan. Ada beberapa cara yang dapat Anda gunakan untuk memicu serendipity lebih banyak dalam hidup Anda.

 

Pertama, Temukan Kaitan. Christian Busch, penulis The Serendipity Mindset, menyarankan bahwa ketika kita memperkenalkan diri kepada orang lain, kita bisa menambahkan beberapa poin tentang diri kta di luar biodata kita. Misalnya, ketika seseorang bertanya aa yang Anda lakukan, Anda dapat mengatakan “Saya seorang akuntan dengan praktik saa sendiri, saya tingal di New Rochelle, saya membaca setidaknya 2 buku seminggu, dan saya baru mlai belajar piano. Ketika Anda melakukan itu, kata Busch, “Anda memberikan banyak kaitan potensial di mana orang lain dapat menemukan kesamaan.

 

Kedua, Carilah momen yang lucu. Ketika sesuatu tidka berjalan sesuai rencana, carilah pembelajaran kunci yang mungkin masih menciptakan nilai. Kesuksesan dari sebuah percobaan bukanlah memenuhi hipotesis nol atau hipotesis alternatif (keberhasilan dari prediks) namun mempelajari sesuatu yang dapat diterapkan dalam percobaan selanjutnya. Jika Anda mendapati diri Anda berpikir, “itu lucu” atau “betapa anehnya”, maka selami lebih dalam. Aplikasi Chameleon menggunakan Asana untuk pertama kalinya sebagai inspirasi. Mereka merasa kesulitan untuk menginternalisasi tutorial video mereka dan mulai mengeksplorasi mengapa tidak ada metode yang lebih baik untuk memasukan pengguna baru.

 

Ketiga, Berlatih seni membingka ulang. Memnerima ketidaksempurnaan sebagai bagian dari kehidupan yang memungkinkan kita untuk lebih mudah membingkai ulang situasi sehingga di aman orang lain mungkin melihat masalah (misalnya, kendala anggaran), kemudian Anda melihat peluang di sana sehingga menemukan hasil yang lebih kreatif. Proses ini bukan tentang merayakan kegagalan –ini tentang merayakan pembelajaran yang datang dari tempat yang tak terduga. Ide yang tidak berhasil dalam satu konteks mungkin berhasil dalam konteks yang lain.


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done