Panduan Kurikulum Merdeka Belajar - Teras Academy
News Update
Loading...

2/28/2022

Panduan Kurikulum Merdeka Belajar

 

Panduan Kurikulum Merdeka Belajar

Mantan CEO Gojek, sekaligus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim melaunching Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka merupakan pengganti dari kurikulum Prototipe –yang sudah diuji cobakan di 2.500 sekolah penggerak.


“Kami memberikan fleksibilitas, kurikulum merdeka ini sudah di tes di 2.500 sekolah penggerak, namanya dulu kurikulum prototipe,”. Nadiem Anwar Makarim

 

Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem terdorong karena keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.

 

Tujuan Utama Kurikulum Merdeka Belajar


 

Tujuan uama kebijaan merdeka belajar dilaksanakan untuk mempercepat tujuan pendidikan nasional pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yang mempunyai keunggulan dan daya saing dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

 

Kualitas sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing dapat diwujudkan pada siswa-siswi yang berkarakter mulia dan memiliki penalaran tingkat tinggi khususnya dalam literasi dan numerasi.

 

Sedangkan manfaat dari Kurikulum Merdeka Belajar yakni:

 

Pertama, Kepala sekolah, guru, orang tua dan pemerintah daerah dapat bergotong royong untuk mencari dan menemukan solusi yang efektif, efisien dan cepat terhada kondisi, tantangan dan permasalahan pendidikan di masing-masing sekolah khususnya dalam rangka meningkatkan kualitas belajar siswa.

 

Kedua, Kepala Sekolah, guru, orang tua dan pemerintah daerah merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadat pengelolaan pendidikan di sekolah pada daerah masing-masing.

 

Empat Pokok Kebijakan Baru Kurikulum Merdeka Belajar


 

Pertama, Ujian Nasional (UN) akan digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada praktik terbaik tes PISA (Programme for International Student Assesment). Asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5, 8, dan 11. Hasilnya diharapkan bisa menjadi masukan sekolah untuk memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya sebelumnya peserta didik menyelesaikan pendidikannya.

 

Kedua, Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) akan diserahkan ke sekolah. Sekolah diberi keluasan dalam menentukan bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan lainnya.

 

Ketiga, Penyederhanaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP cukup dibuat satu halaman saja. Melalui penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi.

 

Dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi. Sistem zonasi diperluas (kecuali daerah 3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi dan prestasi diberikan kesempatan lebih banyak dari sisem PDB. Pemerintah daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi.

 

Kebijakan meredeka belajar didasari atas hasil penelitian PISA tahun 2019 yang menunjukkan hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah, untuk bidang maematika dan literasi. Menyingkapi hal tersebut, Nadiem membuat gebrakan dengan penilaian kemampuan minimum, yang meliputi literasi, numerasi, survei karakter dan lingkungan belajar.

 

Kemampuan numerasi yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata. Sedangkan untuk aspek penilaian karakter, didasarkan pada sejauh mana penerapan asas-asas Pancasila.

 

Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar


 

Karakteristik utama kurikulum merdeka belajar yang mendukung pemulihan pembelaaran diantaranya adalah:

 

Pertama, pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar pancasila

 

Fokus pada materi esensi sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi

 

Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal

 

Penguatan Profil Pelajar Pancasila


 

Profil Pelajar Pancasila

Proyek penguatan profil pelajar pencasila memberikan kesematan kepada peserta ddik untuk mengeksplrasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta meguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar pancasila.

 

Melalui proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan mental budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.

 

Proyek tersebut juga melatih peserta didik ntuk melakukan aksi nyata sebagai respon terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar mereka. Proyek penguatan ini juga diharapkan dapa menginspirasi peserta didik untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.

 

Dalam porfil pelajar pancasila, SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dirumuskan secara terpadu dalam bentuk deskripsi yang terdiri dari 8 kompetensi. 6 Kompetensi menjadi ciri-ciri profil pelajar pancasila, yang mencerminkan kualitas genersai yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta pandangan dan cita-cita para pendiri bangsa. 2 kompetensi lainnya yakni literasi dan numerasi.

 

Menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar


 

Kurikulum merdeka belajar terbuka untuk digunakan seluruh satuan pendidikan mulai dari PAU, SD, SMP, SMK, Pendidikan Khusus dan Kesetaraan.

 

Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan implementasi kurikulum merdeka yang mengukur kesiapa guru, tenaga kependidikan dan satuan pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Pilihan yang sesuai mengacu pada kesiapan satuan pendidikan. Implementasi kurikulum merdeka belajar akan semakin efektif jika disesuaikan dengan kebutuhan. 

 

Strategi Keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar


 

Merdeka belajar akan berhasil jika semua elemen dapat mengimplementasikan 4 strategi di bawah ini.

 

Pertama, merubah cara kita berpikir. Cara berpikir kita (visi, belief, dan perilaku). Seluruh stakeholders pendidikan dlaam pelaksanaan tugas dan fungsinya seharusnya mempunyai tujuan bersaam, yaitu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi siswa.

 

Kedua, Penguatan kapasitas sekolah & guru termasuk di dalam nya kepemimpinan kepala sekolah, tata kelola sekolah (perencanaan, pembiayaan, pengembangan guru), pengembangan kualitas kurikulum, pembelajaran dan assesmen.

 

Ketiga, Budaya organisasi sekolah. Budaya sekolah yang demokratis harus ditumbuhkan, sedangkan budaya birokratis (ABS), kepala sekolah sebagai pemilik otoritas tunggal harus dihilangkan.

 

Keempat, Inovasi. Sekolah, guru dan stakeholder harus mampu berinovasi, menciptakan program baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.

 

Bagaimana Sekolah dapat Berinovasi


 

Kebijakan merdeka belajar akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas belajar siswa, jika diikuti dengan inovasi sekolah yang berfokus pada upaya peningkaan kualitas belajar siswa.

 

Inovasi adalah usaha yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan de, upaya program, kegiatan yang baru atau berbeda, baik secara kualitas dan kuantitas, dengan apa yang telah sekolah lakukan sebelumnya.

 

Inovasi bersumber dari adanya kreatifitas. Kreatifitas adalah pemikiran ide baru, sedangkan inovasi berarti mengimplementasikan ide baru tersebut.

 

Yang diperlukan sekolah untuk berinovasi adalah:

 

  • Ide atau gagasan
  • Implementasi atau manifestasi dari gagasan tersebut
  • Outcome ata hasil dari implementasi gagagsan tersebut dan terjadinya perubahan yang lebih baik

 

Yang harus disiapkan sekolah untuk berinovasi

 

Kepala sekolah, guru, dan siswa serta seluruh pemangku kepentingan pendidika perlu memikirkan hal-hal sebagai berikut untuk berinovasi:

 

Strategi-strategi mengajar atau proses belajar apa sajakah yang paling bermanfaat untuk meningkatkan proses beajar siswa.

 

Apa kontribusi strategi-strategi tersebut terhadap kualitas proses dan hasil belajar siswa.

 

Bagaimana strategi tersebut bisa diimplementasikan?

 

Bagaimana memaksimalkan stratgei tersebut untuk pengembangan proses dan hasil belajar siswa?

 

Bahan bakar inovasi adalah kreativitas. Sedangkan untuk bisa mewujudkan reatifitas dibutuhkan kepercayaan diri, atau dalam bahasa Tom A kelley, “Creative Confidence”.


Kesimpulan


 

Kurikulum Merdeka Belajar lahir atas kegusaran dari seorang mas Mentri Nadiem Anwar Makarim. Dengan hadirnya kurikulm merdeka belajar tersebut, dapat menjawab kegusaran orang nomor satu di Kemdikbud tersebut. Demikian artikel Paduan Kurikulum Merdeka Belajar. Semoga bisa menjadi salah satu referensi bapak/ibu dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.

 

Noted:

Material bahan bacaan Kurikulum Merdeka Belajar dapat di akses di sini

Informasi terkait kurikulum merdeka belajar dapat di akses di sini.

Bacaan lebih lanjut tentang Creative Confidence

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done