Mantan CEO Gojek, sekaligus Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim melaunching Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka merupakan pengganti dari kurikulum Prototipe –yang sudah diuji cobakan di 2.500 sekolah penggerak.
“Kami memberikan fleksibilitas, kurikulum merdeka ini sudah di tes di 2.500 sekolah penggerak, namanya dulu kurikulum prototipe,”. Nadiem Anwar Makarim
Konsep
Merdeka Belajar ala Nadiem terdorong karena keinginannya menciptakan suasana
belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan pencapaian skor atau nilai tertentu.
Tujuan Utama Kurikulum Merdeka Belajar
Tujuan
uama kebijaan merdeka belajar dilaksanakan untuk mempercepat tujuan pendidikan
nasional pendidikan, yaitu meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia
yang mempunyai keunggulan dan daya saing dibandingkan dengan negara-negara
lainnya.
Kualitas
sumber daya manusia yang unggul dan berdaya saing dapat diwujudkan pada
siswa-siswi yang berkarakter mulia dan memiliki penalaran tingkat tinggi
khususnya dalam literasi dan numerasi.
Sedangkan manfaat dari Kurikulum Merdeka Belajar yakni:
Pertama, Kepala sekolah, guru, orang tua
dan pemerintah daerah dapat bergotong royong untuk mencari dan menemukan solusi
yang efektif, efisien dan cepat terhada kondisi, tantangan dan permasalahan
pendidikan di masing-masing sekolah khususnya dalam rangka meningkatkan
kualitas belajar siswa.
Kedua, Kepala Sekolah, guru, orang tua
dan pemerintah daerah merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadat
pengelolaan pendidikan di sekolah pada daerah masing-masing.
Empat Pokok Kebijakan Baru Kurikulum Merdeka Belajar
Pertama, Ujian Nasional (UN) akan
digantikan oleh Asesmen Kompetensi Minimum dan Survei Karakter. Asesmen
menekankan kemampuan penalaran literasi dan numerik yang didasarkan pada
praktik terbaik tes PISA (Programme for
International Student Assesment). Asesmen ini akan dilaksanakan di kelas 5,
8, dan 11. Hasilnya diharapkan bisa menjadi masukan sekolah untuk memperbaiki
proses pembelajaran selanjutnya sebelumnya peserta didik menyelesaikan
pendidikannya.
Kedua, Ujian Sekolah Berstandar Nasional
(USBN) akan diserahkan ke sekolah. Sekolah diberi keluasan dalam menentukan
bentuk penilaian, seperti portofolio, karya tulis, atau bentuk penugasan
lainnya.
Ketiga, Penyederhanaan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP cukup dibuat satu halaman saja. Melalui
penyederhanaan administrasi, diharapkan waktu guru dalam pembuatan administrasi
dapat dialihkan untuk kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi.
Dalam
penerimaan peserta didik baru (PPDB) menggunakan sistem zonasi. Sistem zonasi
diperluas (kecuali daerah 3T). Bagi peserta didik yang melalui jalur afirmasi
dan prestasi diberikan kesempatan lebih banyak dari sisem PDB. Pemerintah
daerah diberikan kewenangan secara teknis untuk menentukan daerah zonasi.
Kebijakan
meredeka belajar didasari atas hasil penelitian PISA tahun 2019 yang menunjukkan
hasil penilaian pada siswa Indonesia hanya menduduki posisi keenam dari bawah,
untuk bidang maematika dan literasi. Menyingkapi hal tersebut, Nadiem membuat
gebrakan dengan penilaian kemampuan minimum, yang meliputi literasi, numerasi,
survei karakter dan lingkungan belajar.
Kemampuan
numerasi yang dinilai bukan pelajaran matematika, tetapi penilaian terhadap
kemampuan siswa dalam menerapkan konsep numerik dalam kehidupan nyata.
Sedangkan untuk aspek penilaian karakter, didasarkan pada sejauh mana penerapan
asas-asas Pancasila.
Karakteristik Kurikulum Merdeka Belajar
Karakteristik
utama kurikulum merdeka belajar yang mendukung pemulihan pembelaaran
diantaranya adalah:
Pertama,
pembelajaran berbasis proyek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
profil pelajar pancasila
Fokus
pada materi esensi sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam
bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi
Fleksibilitas
bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan
kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal
Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Proyek
penguatan profil pelajar pencasila memberikan kesematan kepada peserta ddik
untuk mengeksplrasi ilmu pengetahuan, mengembangkan keterampilan, serta
meguatkan pengembangan enam dimensi profil pelajar pancasila.
Melalui
proyek ini, peserta didik memiliki kesempatan untuk mempelajari secara mendalam
tema-tema atau isu penting seperti gaya hidup berkelanjutan, toleransi, kesehatan
mental budaya, wirausaha, teknologi, dan kehidupan berdemokrasi.
Proyek
tersebut juga melatih peserta didik ntuk melakukan aksi nyata sebagai respon
terhadap isu-isu tersebut sesuai dengan perkembangan dan tahapan belajar
mereka. Proyek penguatan ini juga diharapkan dapa menginspirasi peserta didik
untuk memberikan kontribusi dan dampak bagi masyarakat dan lingkungan sekitar.
Dalam
porfil pelajar pancasila, SKL (Standar Kompetensi Lulusan) dirumuskan secara
terpadu dalam bentuk deskripsi yang terdiri dari 8 kompetensi. 6 Kompetensi
menjadi ciri-ciri profil pelajar pancasila, yang mencerminkan kualitas genersai
yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional serta pandangan dan cita-cita
para pendiri bangsa. 2 kompetensi lainnya yakni literasi dan numerasi.
Menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar
Kurikulum
merdeka belajar terbuka untuk digunakan seluruh satuan pendidikan mulai dari
PAU, SD, SMP, SMK, Pendidikan Khusus dan Kesetaraan.
Satuan
pendidikan menentukan pilihan berdasarkan angket kesiapan implementasi
kurikulum merdeka yang mengukur kesiapa guru, tenaga kependidikan dan satuan
pendidikan dalam pengembangan kurikulum. Pilihan yang sesuai mengacu pada
kesiapan satuan pendidikan. Implementasi kurikulum merdeka belajar akan semakin
efektif jika disesuaikan dengan kebutuhan.
Strategi Keberhasilan Kurikulum Merdeka Belajar
Merdeka
belajar akan berhasil jika semua elemen dapat mengimplementasikan 4 strategi di
bawah ini.
Pertama, merubah cara kita berpikir. Cara
berpikir kita (visi, belief, dan perilaku). Seluruh stakeholders pendidikan
dlaam pelaksanaan tugas dan fungsinya seharusnya mempunyai tujuan bersaam,
yaitu memberikan layanan pendidikan yang berkualitas bagi siswa.
Kedua, Penguatan kapasitas sekolah &
guru termasuk di dalam nya kepemimpinan kepala sekolah, tata kelola sekolah
(perencanaan, pembiayaan, pengembangan guru), pengembangan kualitas kurikulum,
pembelajaran dan assesmen.
Ketiga, Budaya organisasi sekolah. Budaya
sekolah yang demokratis harus ditumbuhkan, sedangkan budaya birokratis (ABS),
kepala sekolah sebagai pemilik otoritas tunggal harus dihilangkan.
Keempat,
Inovasi. Sekolah, guru dan stakeholder harus mampu berinovasi, menciptakan
program baru yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Bagaimana Sekolah dapat Berinovasi
Kebijakan
merdeka belajar akan berkontribusi terhadap peningkatan kualitas belajar siswa,
jika diikuti dengan inovasi sekolah yang berfokus pada upaya peningkaan
kualitas belajar siswa.
Inovasi
adalah usaha yang dilakukan sekolah dalam mengembangkan de, upaya program,
kegiatan yang baru atau berbeda, baik secara kualitas dan kuantitas, dengan apa
yang telah sekolah lakukan sebelumnya.
Inovasi
bersumber dari adanya kreatifitas. Kreatifitas adalah pemikiran ide baru,
sedangkan inovasi berarti mengimplementasikan ide baru tersebut.
Yang diperlukan sekolah untuk berinovasi adalah:
- Ide atau gagasan
- Implementasi atau manifestasi dari gagasan tersebut
- Outcome ata hasil dari implementasi gagagsan tersebut dan terjadinya perubahan yang lebih baik
Yang harus disiapkan sekolah untuk berinovasi
Kepala
sekolah, guru, dan siswa serta seluruh pemangku kepentingan pendidika perlu
memikirkan hal-hal sebagai berikut untuk berinovasi:
Strategi-strategi
mengajar atau proses belajar apa sajakah yang paling bermanfaat untuk
meningkatkan proses beajar siswa.
Apa
kontribusi strategi-strategi tersebut terhadap kualitas proses dan hasil
belajar siswa.
Bagaimana
strategi tersebut bisa diimplementasikan?
Bagaimana
memaksimalkan stratgei tersebut untuk pengembangan proses dan hasil belajar
siswa?
Bahan
bakar inovasi adalah kreativitas. Sedangkan untuk bisa mewujudkan reatifitas
dibutuhkan kepercayaan diri, atau dalam bahasa Tom A kelley, “Creative Confidence”.
Kesimpulan
Kurikulum
Merdeka Belajar lahir atas kegusaran dari seorang mas Mentri Nadiem Anwar
Makarim. Dengan hadirnya kurikulm merdeka belajar tersebut, dapat menjawab
kegusaran orang nomor satu di Kemdikbud tersebut. Demikian artikel Paduan
Kurikulum Merdeka Belajar. Semoga bisa menjadi salah satu referensi bapak/ibu
dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar.
Noted:
Material bahan bacaan Kurikulum Merdeka Belajar dapat di akses di sini
Informasi terkait kurikulum merdeka belajar dapat di akses di sini.
Bacaan
lebih lanjut tentang Creative Confidence