Lev Vygotsky: Dari Teori Socio Cultural, Zone of Proximal Development Hingga Scaffolding - Teras Academy
News Update
Loading...

12/12/2021

Lev Vygotsky: Dari Teori Socio Cultural, Zone of Proximal Development Hingga Scaffolding

 

Source: Shutterstock-escuelaeefc.com/

Tokoh pendidikan yang akan kita angkat kali ini adalah Lev Vygotsky dengan segala pemikirannya. Nama lengkapnya Lev Semyonovich Vygotsky, psikolog Uni Soviet (Rusia) yang dikenal karena teori perkembangan psikologis pada anak-anal. Dia menerbitkan beragam subek, dan pandangan terkait psikologi dan pendidikan, salah satu adalah konsep zona perkembangan proksimal (ZPD). 


Dia juga dikenal atas pengaruhnya tentang hubungan antara bahasa dan pemikiran, perkembangan bahasa, dan teori umum perkembangan melalui tindakan dan hubungan dalam lingkungan sosial budaya.

 

Vygotsky lahir dari keluarga keturunan Yahudi Rusia, tepatnya di Orsha, belarus pada 17 November 1896. Ayahnya Simkha Vygodskii seorang bankir. Dia memperoleh pendidikan formal di Gimnasium Yahudi swasta. 


Pada tahun 1913 diterima di Universitas Moskow. Pada saat itu perguruan tinggi hanya memberikan kuota 3 persen siswa Yahudi. Dia tertarik pada ilmu humaniora dan ilmu sosial. Atas saran orang tuanya, dia mendaftar di sekolah kedokteran. Selama satu semester pertama, ia pindah ke sekolah hukum. Di sana ia belaar ilmu hukum.

 

Lev Vygotsky tidak pernah menyelesaikan studi formalnya di Moskow, dengan demikian ia tidak pernah memperoleh gelar universitas. Ketika revolusi Bolshevik terjadi, dia pindah ke Gomel hingga pada tahun 1919. Pada tahun 1920an, mulai menulis karya jurnalistik sekaligus merubah namanya menjadi Vygodskii (menghilangkan Simkhovich yang terdengar Yahudi).

 

Pada Januari 1924, Vygotsky mengambil peran dalam kongres Psikoneurologis Rusia di Petrograd. Setelah kongres, dia menerima undangan sebagai peneliti di Institut Psikologi Moskow dengan menjadi staf ilmuwan kelas dua. Di saat yang sama, ia menjadi guru sekolah menengah. Selama mengajar inilah, minatnya pada proses pembelajaran muncul. 


Pada tahun 1925, Vygotsky menyelesaikan desertasinya berjudul ‘Psikologi seni” (tidak diterbitkan sampai tahun 1960an). Pada tahun 1960an terbit naskah berjudul ‘Psikologi Pedagogis”, sebuah catatan Vygotsky saat mengajar di Gomel.

 

Pada musim panas 1925 ia melakukan perjalanan pertama untuk menghadiri kongres London. Sekembainya ke ni soviet, ia dirawat di rumah sakit karena TBC. Sekeluar dari rumah sakit, Vygotsky melakukan pekerjaan teoritis dan metodologis tentang krisis dalam psikologi. 


Dalam naskah awal, Vygotsky berpendapat untuk pembentukan psikologi umum yang dapat menyatukan untaian objektivis naturalis dari ilmu psikologi dengan pendekatan filosofis dari orientasi Marxis. Psikologi sebagai alternatif dari aliran naturalis dan filosofis. Dia berpendapat bahwa jika seseorang ingin membangun Psikologis yang benar-benar Marxis, tidak ada jalan instan yang dapat ditemukan hanya dengan mencari kutipan yang berlaku dalam tulisan-tulisan Marx. 


Dari tahun 1926 hingga 1930, Lev mengerjakan penelitian yang menyelidiki perkembangan fungsi kognitif yang lebih tinggi dari memori logis, perhatian selektif, pengambilan keputusan, dan pemahaman bahasa.


Zona Perkembangan Proksimal (ZPD) dan Scafolding

 

Pemikiran Vygotsky paling penting terhadap perkemangan pskologi adalah fokus perhatiannya pada aktivitas yang bermakna sosial sebagai pengaruh enting terhadap emikiran bawah sadar manusia (Schunk, 2012). Bagi Vygotsky, lingkungan sociocultural merupakan hal terpenting bagi perkembangan kognisi anak (Tung, 2015). 


Proses kognisi yang dikembangkan melalui interaksi sosial merupakan produk dari budaya. Karena itu simulus interaksi sosial dan budaya sangat penting dalam perkembangan kognisi. Lebih lanjut lagi, perkembangkan kognitif seseorang merupakan sebuah hasil dari interaksinya dengan lingkungan dan masyarakat. 


Dia meyakini, bahwa aspek sosial dan kultural seseorang membentuk perkembangan kognitif. Cara pandang Vygotsky dikenal sebagai teori sosio-kultural atau teori konstruktif sosial (Utami, 2016). Dalam kata lain, teori sosiokultural memandang bahasa dan artefak sosiokultural berperan memediasi aktivitas manusia dan prektek sosial (Cross, 2009).

 

Teori sosio kultural adalah jawaban atas kritik darinya untuk Piaget. Bila Piaget menekankan teori konstruktivistik dengan menekankan pada sef-discovery learning, maka ia sebaliknya lebih menekankan konstruktivisme pada aspek sosial atau assisted-discovery learning (Ormord, 2007). Selanjutnya gagasan Vygotsky menghasilkan teori Zone of proximal Development (ZPD) dan Scaffolding (Slavin, 1997).

 

Pertama, Zone of proximal Development (ZPD). Konsep ZPD diartikan sebagai jarak antara apa yang dapat dilakukan oleh siswa (magang, karyawan baru) sendiri, dan apa yang dapat mereka capai dengan dukungan seseorang yang lebih berpengetahuan tentang aktivitas. Lev melihat ZPD sebagai ukuran keterampilan yang sedang dalam proses pendewasaan, sebagai suplemen untuk ukuran perkembangan yang hanya melihat kemampuan mandiri seorang pembelajar.

 

Dalam ZPD, tugas yang belum dikuasai oleh anak sendirian ternyata dapat dikerjakan oleh bantuan teman yang kompeten pada waktu tertentu. Dia menyatakan bahwa anak yang mengikuti keteladanan yang diajarkan orang dewasa selanjutnya secara bertahap akan mengembangkan kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas tertentu tanpa bantuan. 


Vygotsky kemudian berpendapat bahwa adanya interaksi sosial dan percakapan serta kerjasama mengerjakan sesuatu di lingkungan tertentu akan memberikan proses mental yang lebih tinggi.

 

Kedua, Scaffolding. Scaffolding adalah pemberian bantuan kepada anak selama tahap-tahap awal perkembangannya dan mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan kepada anak untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah anak melakukannya (Trianto, 2014). Ketika siswa sedang mempelajari sebuah tugas baru, orang yang lebih trampil dapat melakukan pengajaran secara langsung. Seiring meningkatnya kemampuan siswa, bimbingan yang diberikan dikurangi (Santrock, 2012).

 

Praktik di Kelas

 

Teori Lev Vygotsky membantu guru dalam mendesain pembelajaran di kelas. Penerapannya adalah:

 

Pertama, Pendekatan teman sebaya. guru menerapkan pendekatan teman sebaya. Siswa yang mempunyai kemampuan lebih dalam beberapa mata pelajaran, membantu temannya yang mempunyai kekurangan.

 

Kedua, memberikan tanggung jawab. Guru memberikan tanggung jawab siswa dalam belajar yang mengarahkan siswa (semisal) memimpin diskusi. Pembelajaran ini disebut dengan penemuan terbantu (assisted discovery) (Tung, 2015).

 

Ketiga, kolaborasi. Guru menekankan pembelajaran kolaboratif. Proses belajar secara kolaboratif memungkinksn perkembangan fungsi kognitif pada level yang lebih tinggi karena kondisi sosiokultural yang senantiasa memperbincangkan isi keilmuan dan proses diskusi dalam kelompok (Hapsari, 2015)


Daftar Pustaka


Cross, R. 2009. A Sociocultural Framework for Language Policy and Planning, Language Problems amd Language Planning. 33(1), 22-42.


Hapsari, Astri. 2015. Pengembangan Kerangka Kerja Sosiokultural untuk Membangun Karakter Islam di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris. UNISIA, 37:82, Januari 2015.


Ormrod, J.E. 2007. Educational Psychology: Developing Learners (sixth edition). New york: Prentice Hall.


Purnama, I.G.A Lokita Purnamika. 2016. Teori Konstruktivisme dan Teori Sosiokultural: Aplikasi Dalam Pengajaran Bahasa Inggris. PRASI, 11(1), Januari-Juni 2016


Tranto. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual: Konsep, landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum 2013. Jakarta: Kencana


Tung, Khoe Yao. 2015. Pembelajaran dan Perkembangan Belajar. Jakarta: Indeks


Santrock, John W. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika


Slavin, R. E.1997. Educational Psychology: Theory and Practice. Boston: Allyn & Bacon


Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories An Educational Perspective, Sixth Edition. London: Pearson Education, Inc.


Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done