Implementasi Teori Kognitif Jean Piaget dalam Pendidikan - Teras Academy
News Update
Loading...

5/22/2022

Implementasi Teori Kognitif Jean Piaget dalam Pendidikan

 

Sumber, pixabay

Bagi Howard Gardner, (Professor Pendidikan Harvard ), tidak ada seorang psikolog yang begitu melekat dihatinya selain Piaget. Menurutnya Piaget selain telah menjadi teladan, dalam istilah Dean Keith Somonton, paragon yang artinya seseorang yang tidak dikenal secara pribadi tetapi berfungsi sebagai guru virtual dan titik referensi baginya.

 

Piaget telah mengidentifikasi pertanyaan paling penting dalam sikologi kognitif –bagaimana pikiran berkembang; mengembangkan metode pengamatan dan eksperimen; dan mengajukan perkembangan yang meyakinkan –seperangkat operasi kognitif umum dalam rangkaian tahapan yang saling mengunci, dan terjadi secara universal.

 

Tidak hanya bagi Garder, bagi pendidik, psikolog, Piaget adalah referensi dalam kajian perkembangan kogitif. Ia berada di urutan kedua, setelah BF Skinner sebagai psikolog yang paling banyak dikutip di akhir bad ke-20.

 

Jean Piaget merupakan seorang filsuf, psikolog dan praktisi pendidikan kognitif kelahiran Swiss, 9 Agustus 1896 dan meninggal 16 September 1980. Piaget dikenal dengan teori  perkembangan Kognitif sekaligus akan dikenang sepanjang masa sebagai perintis dalam teori kontruktivistik.

 

Lahir di Neuchatel, Piaget dididik oleh kalangan berada. Ayahnya merupakan seorang profesor sastra abad pertengahan di Universitas Neuchatel. Semenjak remaja, ia tertarik dengan ilmu biologi. Pada tahun 1907, mulai menulis makalah pendek tentang burung gereja albino.


Piaget mendapatkan gelar Ph.D ilmu alamiah dari Universitas Neuchatel. Selain itu juga pernah mengenyam pendidikan di Universitas Zurich. Tercatat beberapa tema yang pernah ia geluti, diantaranya: filsafat dan psikoanalisis.

 

Profesor Jean Piaget dikenal tentang tahap-tahap perkembangan kognitif. Ia menjelaskan tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

 

Pertama, Tahap sensorimotor: diawali dari lahir hingga usia 2 tahun (anak mengalami dunianya melalui gerak dan inderanya serta mempelajari permanensi obyek)


Kedua, Tahap pra-operasional: dari usia 2 hingga 7 tahun (anak mulai memeliki kecakapan motorik)


Ketiga, Tahap operasional kongkret: usia 7 hingga 11 tahun. Anak mulai berpikir logis tentang kejadian-kejadian kongkret.


Keempat, Tahap operasional formal. Dimulai dari usia 12 tahun. Anak mulai melakukan penalaran abstrak.

 

Implementasi dalam Pendidikan

 

“Tujuan pendiidkan bukanlah untuk meningkatka jumlah pengetahuan, tetapi untuk menciptakan kemungkinan bagi seorang anak untk menemukan dan menemukan.”. - Jean Piaget

 

Bagaimana implementasi teori kognitif Piaget dalam dunia pendidikan? Dale H Scunk menjelaskan sebagai berikut.

 

Pertama, Pahami Perkembangan Kognitif. Guru akan mendapatkan manfaat jika ia memahami level-level kognitif siswanya dalam menjalankan fungsinya. Guru dapat mencoba memastikan level-levelnya dan menjalankan pengajaran sesuai dengan hal tersebut.

 

Kedua, Jaga siswa agar tetap aktif. Piaget tidak setuju dengan pembelajaran pasiv. Anak-anak membutuhkan lingkunagn yang kaya, yang bisa membuat mereka bereksplorasi.

 

Ketiga, Ciptakan ketidaksesuaian. Perkembangan terjadi ketika input-input lingkungan tidak sesuai dengan struktur kognitif siswa. Ketidaksesuaian dapat diciptakan dengan membiarkan siswa menyelesaikan soal-soal dan mendapatkan jawaban yang salah. Baginya, anak-anak tidak harus berhasil; umpan balik guru yang menunjukkan jawaban yang salah dapat memunculkan ketidakseimbangan.

 

Keempat, Memberikan interaksi sosial. Meskipun menurut Piaget perkembangan dapat berlangsung tanpa interaksi sosial, lingkungan sosial tetap saja sumber bagi perkembangan kognitif anak. Kegiatan yang memberikan peluang interaksi sosial sangat dibutuhkan anak, misalnya memahamkan perbedaan pada anak dapat mengurangi sifat egosentris.

 

Secara khusus Dr Saul McLeod menyarankan dalam pembelajaran kelas harus berpusat pada siswa dan dicapai melalui pembelajaran penemuan aktif. Peran guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran. Oleh karena itu guru harus dapat mendorong hal-hal berikut di dalam kelas:

 

  • Fokus pada proses pembelajaran, bukan produk akhir
  • Menggunakan metode aktif
  • Menggunakan kegiatan kolaboratif, serta individu
  • Merancang situasi yang menghadirkan masalah berguna, dan menciptakan ketidakseimbangan pada anak
  • Evaluasi tingkat perkembangan anak sehingga tugas yang sesuai dapat ditetapkan.

 

Anda ingin mendapatkan salah satu karya Jean Piaget yang berjudul The Origins of Intellegence in Children? Klik di sini.

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done