“Educate your children to self-control, to the habit of holding passion and prejudice and evil tendencies subject to an upright and reasoning will, and you have done much to abolish misery from their future and crimes from society.” –Benjamin Franklin
Hidup banyak aneka
warna-warni; dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial hingga lingkungan
pekerjaan. Semua aktivitas tersebut saling terkait serta membutuhkan interaksi
satu sama yang lain.
Kunci utama menjalin
hubungan di atas adalah pengendalian diri (self control). Semakin baik
seseorang dalam self controlnya, maka
semakin baik ia dalam menjalani semua aktivitas.
Albert Bandura,
psikolog dari Stanford mempopulerkan istilah efikasi di tahun 1977. Efikasi
adalah keyakinan diri seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Efikasi ini
sangat menentukan dalam memunculkan perilaku tertentu.
Rosenbaum kemudian
memperkenalkan istilah pengendalian diri (self control). Menurut Rosenbaum,
pengendalian diri dapat dipelajari serta memerlukan adanya keyakinan bahwa
manusia dapat mengontrol perilakunya sendiri, termasuk tanpa bantuan orang
lain. Menurut Rosenbaum lagi, pegendalian
diri berhubungan dengan internal locus of control, yaitu kecenderungan
seseorang menganggap hasil perilaku berasal dari perilaku mereka sendiri dan
menjadi karakteristik personal.
Ada dua elemen
penting yang harus dipahami seseorag dalam membangun self control, yakni pertama, ada hal yang bisa dikendalikan
oleh manusia dan kedua, sebaliknya
ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.
Manusia hendaknya fokus serta belajar untuk memahami serta belajar untuk merespon segala sesuatu yang menjadi domain mereka sendiri.
Hal yang Tidak Bisa Dikendalikan Manusia
1#. Takdir
Dalam spiritualisme,
takdir dapat kita pahami sebagai kehendak dari Tuhan YME. Manusia tidak bisa
menolak dari takdir Tuhan YME.
2#. Segala Sesuatu yang Sudah Terjadi
Segala sesuatu
peristiwa yang terjadi dan pernah dialami oleh manusia tidak bisa diputar
ulang, seperti jam mundur. Yang bisa dilakukan adalah mengambil pelajaran
terhadap segala sesuatu yang telah menimpa manusia.
3#. Orang lain Lakukan
Manusia tidak bisa
mengendalikan perilaku manusia yang lain. Entah perilaku yang menjurus negatif
atau sebaliknya. Mengkritik, manipulasi, hingga berbicara kasar
4#. Orang lain rasakan dan pikirkan
Ada yang bisa
membaca perasaan orang lain? Jawabnya tidak!. Manusia mempunyai kemampuan
terbatas. Salah satu keterbatasan manusia adalah ketidakmampuan mereka dalam membaca
isi hati serta pikiran orang lain.
5#. Pekerjaan (Perintah)
Karyawan seringkali
mengalami pekerjaan overloading. Nota dinas datang mendadak serta jumlahnya
tidak sedikit. Nota Dinas dari Dinas A, Departemen B, Kementrian C menjadikan
pekerjaan overloading serta emosi tidak terkendali.
Kelima hal diatas
harus di terima sebagai sebuah ketentuan. Individu tidak bisa menolak, namun
bisa mengelola dengan memberi respon yang tepat.
Hal yang Bisa Dikendalikan Manusia
Elemen kedua,
adalah hal-hal yang bisa dikendalikan oleh manusia. Apa saja?
1#. Perilaku
Perilaku manusia
menjadi domain mereka sendiri. Baik-buruk, positif-negatif merupakan bagian
dari produk diri sendiri. Bagaimana cara seseorang merespon takdir, seperti
ditinggalkannya orang-orang terdekat, respon seseorang ketika mendapatkan
sebuah kritikan, dan masih banyak lagi. Termasuk dalam aspek ini adalah ucapan
seseorang.
Manusia tidak bisa
mengendalikan perilaku atau tabiat buruk orang lain, suka berbicara kasar
misalnya, namun mereka bisa merespon
dengan tidak memberikan balasan yang sama.
2#. Kebiasaan
Kebiasaan manusia
menjadi domain yang bisa dikendalikan. Sangat sulit memang merubah sebuah
kebiasaan, namun bukan berarti “tidak mungkin”. Seorang balita di usia yang
masih belia suka bangun kesiangan, perlahan-laha dengan dibantu oleh orang tua,
akhirnya balita tersebut bisa bangun teratur seiring dengan usia sekolah.
Ada lagi,
seseorang yang suka memotong pembicaraan orang lain. Setelah merenung mendalam
betapa buruknya komunikasi tersebut, ia mulai mengurangi dengan cara memilih lebih
banyak diam, dan mulai membiasakan berbicara sewajarnya.
3#. Memilih Lingkungan
Meskipun Manusia
sangat sulit (bukan berarti tidak mungkin) untuk mengendalikan lingkungan,
paling tidak manusia bisa memilih lingkungan yang tepat bagi mereka. Memilih
pergaulan atau teman yang bisa membantu self
growth.
4#. Pikiran
Ada ungkapan
sederhana namun bernilai, “kedalikan pikiranmu, jika tidak engkau tidak akan
bisa mengendalikan perilakumu”. Manusia bisa mengendalikan pikirannya. Mau di
bawa ke mana arahnya bergatung mereka sendiri. Karena itu kita dianjurkan untuk
selalu Positive Thinking, menghindari
Over Thinking, menjauhi pertemanan Toxic, serta mengatur ritme aktivitas agar pikiran
kita terjaga.
5#. Manajemen Waktu
Ketika tidur
manusia berada dalam alam bawah sadar, sehingga manusia tidak bisa
mengendalikan. Namun setelah terbangun, manusia bisa memilih waktunya untuk apa
saja; melihat smartphone, merapikan tempat tidur atau langsung pergi ke kamar
mandir.
Masa lalu tidak bisa diputar ulang, tapi manusia bisa merencanakan waktu yang akan datang, menjadikannya bernilai dan produktifitas
Kesimpulan
Self Control dapat dibangun dengan dua elemen penting, yakni memahami hal-hal yang tidak bisa dikendalikan serta memahai hal-hal yang bisa dikendalika oleh manusia. Manusia hendaknya fokus dengan hal-hal yang menjadi domain mereka sendiri.
“Everybody in the world is seeking happiness—and there is one sure way to find it. That is by controlling your thoughts. Happiness doesn't depend on outward conditions. It depends on inner conditions.” –Dale Carnegie