Elemen Kunci dalam Membangun Self Control - Teras Academy
News Update
Loading...

7/19/2021

Elemen Kunci dalam Membangun Self Control

 


“Educate your children to self-control, to the habit of holding passion and prejudice and evil tendencies subject to an upright and reasoning will, and you have done much to abolish misery from their future and crimes from society.” –Benjamin Franklin

 

Hidup banyak aneka warna-warni; dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial hingga lingkungan pekerjaan. Semua aktivitas tersebut saling terkait serta membutuhkan interaksi satu sama yang lain.

Kunci utama menjalin hubungan di atas adalah pengendalian diri (self control). Semakin baik seseorang dalam self controlnya, maka semakin baik ia dalam menjalani semua aktivitas.

Albert Bandura, psikolog dari Stanford mempopulerkan istilah efikasi di tahun 1977. Efikasi adalah keyakinan diri seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Efikasi ini sangat menentukan dalam memunculkan perilaku tertentu.

Rosenbaum kemudian memperkenalkan istilah pengendalian diri (self control). Menurut Rosenbaum, pengendalian diri dapat dipelajari serta memerlukan adanya keyakinan bahwa manusia dapat mengontrol perilakunya sendiri, termasuk tanpa bantuan orang lain.  Menurut Rosenbaum lagi, pegendalian diri berhubungan dengan internal locus of control, yaitu kecenderungan seseorang menganggap hasil perilaku berasal dari perilaku mereka sendiri dan menjadi karakteristik personal.

Ada dua elemen penting yang harus dipahami seseorag dalam membangun self control, yakni pertama, ada hal yang bisa dikendalikan oleh manusia dan kedua, sebaliknya ada hal-hal yang tidak bisa dikendalikan.

Manusia hendaknya fokus serta belajar untuk memahami serta belajar untuk merespon segala sesuatu yang menjadi domain mereka sendiri.

Hal yang Tidak Bisa Dikendalikan Manusia

1#. Takdir

Dalam spiritualisme, takdir dapat kita pahami sebagai kehendak dari Tuhan YME. Manusia tidak bisa menolak dari takdir Tuhan YME.

2#. Segala Sesuatu yang Sudah Terjadi

Segala sesuatu peristiwa yang terjadi dan pernah dialami oleh manusia tidak bisa diputar ulang, seperti jam mundur. Yang bisa dilakukan adalah mengambil pelajaran terhadap segala sesuatu yang telah menimpa manusia.

3#. Orang lain Lakukan

Manusia tidak bisa mengendalikan perilaku manusia yang lain. Entah perilaku yang menjurus negatif atau sebaliknya. Mengkritik, manipulasi, hingga berbicara kasar

4#. Orang lain rasakan dan pikirkan

Ada yang bisa membaca perasaan orang lain? Jawabnya tidak!. Manusia mempunyai kemampuan terbatas. Salah satu keterbatasan manusia adalah ketidakmampuan mereka dalam membaca isi hati serta pikiran orang lain.

5#. Pekerjaan (Perintah)

Karyawan seringkali mengalami pekerjaan overloading. Nota dinas datang mendadak serta jumlahnya tidak sedikit. Nota Dinas dari Dinas A, Departemen B, Kementrian C menjadikan pekerjaan overloading serta emosi tidak terkendali.

Kelima hal diatas harus di terima sebagai sebuah ketentuan. Individu tidak bisa menolak, namun bisa mengelola dengan memberi respon yang tepat.

Hal yang Bisa Dikendalikan Manusia

Elemen kedua, adalah hal-hal yang bisa dikendalikan oleh manusia. Apa saja?

1#. Perilaku

Perilaku manusia menjadi domain mereka sendiri. Baik-buruk, positif-negatif merupakan bagian dari produk diri sendiri. Bagaimana cara seseorang merespon takdir, seperti ditinggalkannya orang-orang terdekat, respon seseorang ketika mendapatkan sebuah kritikan, dan masih banyak lagi. Termasuk dalam aspek ini adalah ucapan seseorang.

Manusia tidak bisa mengendalikan perilaku atau tabiat buruk orang lain, suka berbicara kasar misalnya, namun mereka bisa merespon dengan tidak memberikan balasan yang sama.

2#. Kebiasaan

Kebiasaan manusia menjadi domain yang bisa dikendalikan. Sangat sulit memang merubah sebuah kebiasaan, namun bukan berarti “tidak mungkin”. Seorang balita di usia yang masih belia suka bangun kesiangan, perlahan-laha dengan dibantu oleh orang tua, akhirnya balita tersebut bisa bangun teratur seiring dengan usia sekolah.

Ada lagi, seseorang yang suka memotong pembicaraan orang lain. Setelah merenung mendalam betapa buruknya komunikasi tersebut, ia mulai mengurangi dengan cara memilih lebih banyak diam, dan mulai membiasakan berbicara sewajarnya.

3#. Memilih Lingkungan

Meskipun Manusia sangat sulit (bukan berarti tidak mungkin) untuk mengendalikan lingkungan, paling tidak manusia bisa memilih lingkungan yang tepat bagi mereka. Memilih pergaulan atau teman yang bisa membantu self growth.

4#. Pikiran

Ada ungkapan sederhana namun bernilai, “kedalikan pikiranmu, jika tidak engkau tidak akan bisa mengendalikan perilakumu”. Manusia bisa mengendalikan pikirannya. Mau di bawa ke mana arahnya bergatung mereka sendiri. Karena itu kita dianjurkan untuk selalu Positive Thinking, menghindari Over Thinking, menjauhi pertemanan Toxic,  serta mengatur ritme aktivitas agar pikiran kita terjaga.

5#. Manajemen Waktu

Ketika tidur manusia berada dalam alam bawah sadar, sehingga manusia tidak bisa mengendalikan. Namun setelah terbangun, manusia bisa memilih waktunya untuk apa saja; melihat smartphone, merapikan tempat tidur atau langsung pergi ke kamar mandir.

Masa lalu tidak bisa diputar ulang, tapi manusia bisa merencanakan waktu yang akan datang, menjadikannya bernilai dan produktifitas

Kesimpulan

Self Control dapat dibangun dengan dua elemen penting, yakni memahami hal-hal yang tidak bisa dikendalikan serta memahai hal-hal yang bisa dikendalika oleh manusia. Manusia hendaknya fokus dengan hal-hal yang menjadi domain mereka sendiri.

“Everybody in the world is seeking happiness—and there is one sure way to find it. That is by controlling your thoughts. Happiness doesn't depend on outward conditions. It depends on inner conditions.” –Dale Carnegie

Share with your friends

Give us your opinion

Notification
This is just an example, you can fill it later with your own note.
Done